- REUTERS/Jason Reed
VIVA.co.id - Selama ini banyak orang yang berspekulasi bahwa kafein mungkin memiliki efek terbalik pada stres kronis. Sebuah studi yang belum lama ini dilakukan pun mengungkapkan bahwa spekulasi tersebut bisa jadi benar adanya.
Dilansir dari Food Beast, sekelompok peneliti dari Brazil, Portugal dan AS mengungkap bahwa ada efek kafein yang berdampak pada fungsi kognitif. Mereka pun menduga konsumsi kafein memiliki hubungan dengan tingkat stres seseorang.
Dalam studi tersebut, peneliti melibatkan tikus yang diteliti selama tiga minggu penuh. Sejumlah tikus dibagi menjadi dua kelompok dan satu kelompok diberi kafein dalam air minum mereka, sedangkan kelompok lainnya diberi air biasa.
Peneliti juga memberikan serangkaian tes untuk menciptakan stres yaitu dengan menempatkan tikus-tikus tadi di lingkungan yang basah, kandang yang miring pada sudut 45 derajat hingga mengurangi makanan juga air.
Setelah diamati, hasilnya tikus yang tidak mengonsumsi kafein menunjukkan perubahan tingkat stres yang diinduksi dalam otak dan perilaku mereka. Anehnya, tikus yang mengonsumsi kafein tetap normal dan bebas stres.
Peneliti mengatakan hal tersebut terjadi karena kafein menghalangi reseptor adenosin tertentu sehingga tidak dapat memberi respon stres. Itu berarti kafein berfungsi sebagai penghalang sinyal stres.
Untuk waktu yang lama, banyak peneliti yang telah menduga bahwa kafein mampu meningkatkan suasana hati. Beberapa studi juga telah menemukan hubungan antara kafein dan menurunnya tingkat depresi.
Karena studi ini dilakukan pada tikus dan bukan manusia, sulit untuk mengatakan secara definitif bahwa kafein benar-benar dapat mengurangi atau menghilangkan stres.
Namun, peneliti berpendapat bahwa hasil temuan cukup mengesankan dan setidaknya menambah deretan bukti yang menunjukkan bahwa kafein merupakan aset yang bermanfaat bagi fungsi kognitif.
