Mencicipi Saus Pedas Terbuat dari Semut dan Rayap

Semut merah.
Sumber :
  • Food Beast
VIVA.co.id
- Kuliner ekstrem memang memiliki daya tarik bagi penggemarnya. Banyak kuliner yang masuk ke dalam kategori ekstrem, karena dibuat dari hewan yang tidak lazim dikonsumsi.

Nah, menurut National Geographic, terdapat jenis saus langka yang cukup ekstrem, karena terbuat dari semut dan rayap. Saus ini telah lama dinikmati oleh penduduk Venezuela sebagai pendamping hidangan tradisional mereka.

Dikatakan langka, karena saus tersebut hanya dibuat oleh penduduk lokal di daerah-daerah terpencil di Venezuela, salah satunya di Desa Kumarakapay.

Di sana, penduduk desa biasa menyantap ayam panggang bersama kumache, saus berbasis singkong dan cabai yang dicampur dengan semut merah berukuran besar dan rayap. Demikian dilansir dari Food Beast.
Kreasi Burger Alpukat, Jadi Tren Menu Unik

Cara membuatnya adalah dengan mengupas singkong dan memarutnya hingga halus. Singkong parut kemudian diperas airnya, layaknya memeras kelapa parut. Air perasan singkong lantas direbus selama berjam-jam hingga terkonsentrasi.
Empat Makanan Termahal di Dubai

Sebelum menyelesaikan kumache, penduduk desa kemudian pergi berburu semut dan rayap di lahan pertanian agar hasil saus benar-benar terasa lezat.
Ramen Cokelat, Menu Istimewa Jelang Valentine

Mereka juga membersihkan semut dan rayap terlebih dahulu dengan membuang bagian ekornya. Kedua serangga tadi lantas dihaluskan bersama cabai dan dicampur dengan air perasan singkong parut.

Meski terpencil, Desa Kumarakapay cukup populer di kalangan wisatawan asing. Tak heran banyak penduduk setempat yang membuka warung di rumah mereka dan menyajikan ayam panggang dan kumache bagi para wisatawan yang ingin mencicipi kuliner ekstrem lokal.

"Wisatawan menyukainya, mereka suka mencoba hal-hal baru yang belum pernah mereka temui sebelumnya," ujar salah seorang warga Kumarakapay, Kendall Donals yang memiliki warung makan yang menjual kumache.

Kumache tampaknya akan semakin sulit ditemui lantaran produksinya yang kian terbatas, akibat harga singkong yang terlampau mahal untuk dipanen.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya