- Pexels/Life Of Pix
VIVA.co.id – Alergi pada bahan makanan membuat penderitanya tidak dapat menikmati makanan dengan bebas dan cenderung waspada terhadap apa pun yang mereka makan. Tentu hal ini mengganggu kenyamanan saat bersantap.
Oleh karena itu, sebuah restoran di Montreal, Kanada, Zero8 membuat terobosan baru untuk penderita alergi makanan. Restoran ini memiliki misi untuk menyediakan menu yang bebas dari delapan makanan penyebab alergi seperti gluten, produk susu, telur, ikan atau shellfish (boga bahari yang memiliki cangkang), kedelai, wijen, biji-bijian dan kacang.
Dilansir dari laman Daily Meal, banyak pelanggan restoran yang senang dengan konsep ini. Ketika restoran tersebut sempat tutup pada 2013 lalu karena biaya sewa yang mahal, para pelanggan menyarankan pada pemilik toko, Dominique Dion, untuk menggalang dana dengan melakukan crowd-funding project.
Dana yang terkumpul dari inisiatif ini akhirnya berhasil membuat Dion kembali membuka restorannya dua tahun kemudian.
Dion sendiri menderita alergi terhadap produk susu dan gluten. Hal ini yang membuatnya terinspirasi untuk membuka restoran berkonsep bebas alergen.
Ada dua juru masak yang bekerja di Zero8. Keduanya bereksperimen dengan resep bebas gluten dan berhasil membuat chocolate mousse dan house-smoked duck poutine bebas gluten.
Salah seorang pelanggan, Kim Dufour dan putrinya, mengatakan bahwa eksperimen tersebut memberikan mereka suasana makan yang bebas stres dan bebas alergen.
"Bagi kami ini seperti keajaiban. Anakku tidak pernah pergi ke restoran sebelumnya karena terlalu berbahaya karena kontaminasi (alergen)," ujarnya.
"Di Zero8, mereka mengerti akan hal itu. Mereka melaksanakan permasalahan itu. Mereka memverifikasi supplier, berbeda dengan tempat lain. Tempat lain mengatakan,'Ya, makanan ini baik-baik saja, tapi siapa yang tahu. Kita tidak dapat memastikan 100 persen’,” katanya menambahkan.
Diketahui hingga saat ini Dion masih menggalang dana untuk pengembangan restorannya. Rencananya ia akan membuka restoran semacam ini di kota-kota lain.
Masih Ada Stigma Pemikiran Feminis dan Alergi Perspektif Gender, Menurut Komnas Perempuan
Komnas Perempuan memandang masih ada stigma terhadap pemikiran feminis sehingga membuat lembaga pengada layanan cenderung menghindari penggunaan istilah feminis.
