Berkaca dari Pernikahan Ahok, Ini Dampak Selingkuh pada Anak

Foto pernikahan Ahok dan Puput Nastiti Dewi
Sumber :
  • Instagram @fdphotography

VIVA – Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama membuka cerita kegagalan pernikahan pertamanya dengan Veronica Tan. Kisruh rumah tangganya itu bahkan menyeret anak sulungnya, Nicholas Sean, yang sempat tersulut emosi.

Oknum DPRD Ngamuk saat Dilaporkan Selingkuh dengan Camat

Saat itu, kata Ahok, dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta yang nekat mendatangi teman dekat Veronica bersama Nicholas. Namun, laki-laki tersebut justru tidak takut dengan permohonan Ahok dan dia sebut merasa di atas angin.

Setelah Ahok meminta laki-laki tersebut untuk sama-sama mengerti, teman dekat Veronica justru mengatakan hal yang membuat Nicholas Sean tersulut emosi. Laki-laki itu justru mengakui bahwa ia sudah mengenal anak-anak Ahok dengan Veronica sejak mereka masih kecil.

Hal tersebut kata dia sempat membuat Nicholas Sean tersulut emosi hingga hampir melayangkan pukulan kepada laki-laki itu. Akan tetapi, Ahok langsung berusaha menahan amarah Nichola Sean.

"Si Niko sudah mau pukul tuh, tapi saya tahan. Kalau kita pukul, anak saya itu bisa pull-up 27 kali, dia lagi emosi, dua lawan satu, (bisa) patah itu iga semua," kata Ahok, dalam tayangan dikanal YouTube Daniel Mananta Network, Jumat 3 Juli 2020.

Berkaca dari kasus perselingkuhan orangtua yang memberi dampak pada anak, psikolog Ana Nogales mengatakan, bahwa anak-anak sering merasa secara pribadi terluka oleh adanya perselingkuhan. Bahkan, mereka mungkin merasa tertekan akan peristiwa memalukan yang diketahuinya.

Perselingkuhan, Dugaan Penyebab Nanay Berlyn Dibunuh

Anak perlu diberitahu

Meski begitu, Ana menuturkan anak perlu diberitahukan mengenai ketegangan yang terjadi antar kedua orangtuanya. Sebab, anak-anak sebenarnya sangat peka terhadap kebohongan dan kepura-puraan yang dilakukan di dalam rumah.

Skandal Perselingkuhan Masahiro Higashide, Ken Watanabe Kena Karma?

Orang tua dapat memberi tahu anak-anak yang berusia lebih muda bahwa mereka mengalami masa-masa sulit, tetapi mereka sedang berusaha menyelesaikannya. Hindari membuat tuduhan dan menekankan bahwa hanya orang dewasa yang mampu mengurus masalah tersebut.

"Anak-anak harus belajar bahwa segala sesuatu mungkin salah dalam hidup, tetapi merupakan tanggung jawab orang dewasa untuk memperbaikinya," kata Ana, dikutip dari laman Todays Parent, Jumat 3 Juli 2020.

Sementara pada anak remaja, kelompok ini masih berusaha memahami cara kerja suatu hubungan pernikahan. Mereka juga belum siap mendengar secara detail terkait kisah pengkhianatan orangtuanya.

Orangtua juga tetap harus memberi ruang pada anak untuk bertanya apapun mengenai kisruh rumah tangganya. Dengan begitu, anak tetap akan merasa bisa mempercayai dan aman bersama orangtua.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya