Mom, Lakukan Ini Kalau Gigi Anak Copot Karena Jatuh

periksa gigi gratis
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA Parenting  – Saat anak terjatuh atau terbentur, seringkali para ibu melihat gigi anak goyang atau rusak akibat benturan tersebut. Kondisi tersebut bisa membuat gigi patah sebagian, goyang, hingga copot seluruhnya. Oleh karena itu, bila si Kecil terjatuh atau terbentur keras, sebaiknya segera cek ke dokter gigi. Sebab, benturan pada gigi bisa menyebabkan kerusakan di lapisan dalam gigi, sekalipun dari luar terlihat baik-baik saja. Jika dibiarkan, potensi gigi mati bisa terjadi dan muncul perubahan warna pada gigi. 

Adipati Dolken Berencana Gak Sekolahkan Anak, Netizen Setuju: Gak Kepake Juga Ilmunya

Selain itu, beberapa tanda anak harus segera dibawa ke dokter gigi setelah terjatuh atau terbentur, memiliki ciri-ciri seperti yang dilansir dari klikdokter di antaranya:

  1. Perdarahan tidak berhenti.
  2. Anak mengeluh sakit.
  3. Demam.
  4. Kesulitan bernapas.
  5. Nafsu makan berkurang.
Gelombang Panas di Gaza, 2 Anak Palestina Dinyatakan Tewas

Ilustrasi gigi anak berlubang.

Photo :
  • http://www.indotopinfo.com/ketakutan-anak-pada-dokter-gigi.htm

Pertolongan Pertama Saat Gigi Anak Copot

Jawaban Tak Terduga Seorang Anak saat Ditanya Alasan Tak Ingin Punya Adik, Takut Global Warming

Anda juga perlu tahu apa penanganan pertama gigi terbentur atau copot pada anak. Jika benturan menyebabkan gigi permanen copot secara utuh, pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan adalah hindari menyentuh bagian akar gigi. Kemudian, simpan gigi tersebut secepat mungkin ke dalam larutan yang berisi susu atau larutan garam. Letakkan hingga gigi terendam, lalu segera dibawa ke dokter gigi. 

Jika tidak ada media penyimpanan yang memadai, maka Anda dapat meneteskan air liur ke dalam wadah bersih dan letakkan gigi ke dalam wadah tersebut. Atau, bisa juga gigi dibiarkan berada di dalam mulut anak, tepatnya berada di bawah lidah si Kecil. Hindari menyimpan gigi yang copot ke dalam air. Pasalnya, air dapat menyebabkan kerusakan membran sel dari sel fibroblast pada akar gigi. Dan perlu diingat, metode ini hanya dapat dilakukan pada gigi permanen yang lepas saja. Selain meletakkan gigi dalam wadah berisi susu atau di bawah lidah, ada langkah-langkah pertolongan pertama lainnya yang bisa dilakukan, seperti: 

Ilustrasi orangtua dan anak

Photo :
  • Pixabay
  • Orang tua tidak perlu panik.
  • Jika terjadi perdarahan, tekan dengan kain kasa. Namun, jika tidak ada, maka gunakan kain bersih.
  • Apabila ada bengkak, boleh dikompres dengan es yang dilapisi kain bersih. Suhu dingin dari es dapat meringankan rasa sakit dan mengurangi pembengkakan.
  • Pastikan tidak ada patahan gigi yang tertinggal di dalam mulut

Banyak orangtua bertanya-tanya apakah anak perlu mendapat bantuan medis setelah mengalami cedera gigi atau mulut. Anak dengan gejala berikut harus dievaluasi oleh dokter. Bergantung kondisi tertentu, ini bisa dilakukan lewat telepon, di tempat praktek atau bagian darurat di rumah sakit:

Gigi susu anak.

Photo :
  • U-Report
  • Bila muncul rasa sakit atau sensitif pada panas atau dingin, atau tekanan di gigi.
  • Bila ada gigi yang pecah, longgar, atau hilang setelah cedera terjadi (gigi kemungkinan tertelan oleh anak).
  • Bila ada pendarahan yang tidak berhenti setelah pemberian tekanan selama 10 menit.
  • Bila muncul rasa sakit di rahang ketika membuka atau menutup mulut.
  • Bila ada kesulitan menelan atau bernafas.
  • Bila ada benda tersangkut di atap mulut, pipi, lidah, atau tenggorokan (jangan keluarkan benda).
  • Bila ada goresan lebar di dalam mulut atau pada wajah.
  • Bila ada goresan di pipi yang melebar hingga kulit sekitarnya.
  • Bila anak lemah, kebas, atau penglihatannya kabur .
  • Bila orangtua cemas dengan kondisi anak.
  • Bila anak mengalami demam dengan suhu lebih dari 38 derajat Celsius atau muncul tanda infeksi setelah cedera mulut atau gigi, misalnya warna kemerahan, nanah, atau peningkatkan rasa sakit. Tanda infeksi yang lebih serius bisa berupa nyeri leher atau kaku, tidak mampu membuka lebar mulut, berliur, atau nyeri pada dada.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya