Catat Moms, Pantau Kondisi Ini Bila Anak Lahir Prematur

Ilustrasi bayi prematur.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Parenting – Kelahiran prematur dapat dialami oleh siapa saja sehingga calon orangtua tetap harus mewaspadai kondisi tersebut. Terlebih, butuh pemantauan tepat bagi anak yang lahir prematur agar kondisi kesehatan dan perkembangannya ideal tanpa ada masalah yang berdampak pada jangka panjang.

Sempat Benci Lantaran Penampilannya, Ternyata Mahalini Malah Dinikahi Rizky Febian

Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) menjelaskan anak prematur adalah bayi yang dilahirkan kurang dari 37 minggu usia gestasi. Pertumbuhan dan perkembangan anak-anak ini harus dipantau karena mereka masuk dalam kategori high risk atau risiko tinggi. Scroll untuk info selengkapnya, moms!

“Semua anak butuh dipantau, terlebih bayi prematur. Mereka punya risiko serta tantangan yang lebih kompleks dibandingkan anak-anak yang lahir cukup bulan di awal kelahirannya,” ujarnya dalam webinar Hari Prematur Sedunia bertajuk A Parent's Embrace: A Powerful Therapy oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia, baru-baru ini.

Masih Kerja Meski Kondisi Kesehatan Menurun, Ruben Onsu Akui Punya Banyak Kebutuhan

Prof Rina kemudian menjelaskan ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam tumbuh kembang anak yaitu physical health, learning and cognition, mental health, dan quality of life. Secara kesehatan fisik, Prof. Rinawati menyebutkan masalah physical health yang dapat timbul pada anak lahir prematur sangat beragam. Mulai dari gangguan pernapasan dan ketergantungan oksigen karena masalah pada paru hingga gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran yang harus dideteksi sedini mungkin.

Ilustrasi melahirkan bayi.

Photo :
  • Pixabay.com/cynthia_groth
Polisi di Kayong Utara Diduga Lecehkan ART dan Anak Angkat

"Kesehatan fisik meliputi pernapasan, stunting yang berpengaruh pada otak, dan lainnya. Perlu dimonitor fisik tadi, ditambah pemantauan grafik. Kadang-kadang setahun dua tahun masih oke, enam tahun sudah jadi obesitas," kata Prof Rina.

Mereka juga berisiko untuk mengalami gangguan pertumbuhan stunting yang membuat pertumbuhan otaknya menjadi tidak optimal. Hal ini pun berkaitan dengan produksi hormon yang muncul saat pubertas.

"Kemudian, menjelang usia remaja dari 10 tahun, kadang muncul gejala-gejala pubertas tetapi terlalu dini, hormon muncul terlalu aktif. Anak prematur menjelang remaja harus tahu tentang kehidupan seksual yang sehat," jelasnya.

Faktanya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan 1 dari 10 anak lahir prematur. Setiap tahunnya di seluruh dunia diperkirakan ada sebanyak 15 juta anak di seluruh dunia yang lahir prematur. 

“Inilah mengapa pertumbuhan anak perlu dimonitor dengan pengisian grafik pertumbuhan serta pemantauan aspek perkembangan. Perhatikan kesinambungannya. Jangan pernah banding-bandingkan dengan anak lain, karena ini unik dan hanya milik si anak itu sendiri," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya