Survei: Kini Semakin Banyak Pria Sibuk Urus Anak

Ayah dan anak.
Sumber :
  • Pixabay/ Ulilink

VIVA.co.id – Kewajiban pria menafkahi keluarga dan bekerja mencari nafkah kini telah bergeser. Sebuah survei global bahkan menunjukkan bahwa saat ini, kegiatan pria lebih banyak mengurus anak ketimbang bekerja di kantor.

Tinggalkan Jabatan Manajer, Alasan Wanita Ini Rawat Ayahnya Bikin Haru

Kebanyakan orang di negara berkembang dan negara maju bahkan percaya bahwa pria saat ini lebih banyak terlibat dalam hal mengasuh anak daripada sebelumnya. Dan pemikiran bahwa peran perempuan seharusnya tidak dibatasi hanya di rumah, semakin berkembang. Ini merupakan survei global yang telah dirilis 2 Mei 2017.

Dilansir laman Reuters, hampir 70 persen orang saat ini berpikir bahwa pria memiliki tanggung jawab lebih besar untuk merawat anak-anak di rumah daripada yang pernah mereka lakukan. Hasil ini didapat dari sebuah survei yang melibatkan 18.180 orang dewasa di 22 negara termasuk India, Amerika Serikat, Indonesia, Rusia, Afrika Selatan, Turki, Meksiko dan Inggris.

Bunuh Suami serta Anak Tiri, Aulia dan Anaknya Divonis Hukuman Mati

Responden dari India, Argentina dan Indonesia paling banyak yang menyatakan bahwa pria sekarang memiliki lebih banyak tugas parenting, sementara responden yang berasal dari Rusia paling tidak setuju dengan pemahaman itu.

Jajak pendapat online juga menemukan bahwa hanya 37 persen orang yang menganggap peran wanita hanya sebagai ibu dan istri yang baik yang hanya menghabiskan banyak waktu di rumah.

Dua Eksekutor Pembunuhan Ayah dan Anak Divonis Penjara Seumur Hidup

Ketiga negara dimana sebagian besar respondennya juga sepakat bahwa perempuan tak selamanya harus ada di rumah adalah Indonesia (76 persen), Rusia (69 persen) dan India (64 persen).

"Dunia tetap terbagi atas peran perempuan, namun mayoritas tidak menganggap wanita harus tinggal di rumah dan hanya mengurus anak," Claire Emes, Direktur Senior Ipsos MORI, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Menyeimbangkan tugas antara pekerjaan dan keluarga merupakan tantangan terbesar yang mencegah partisipasi perempuan dalam angkatan kerja di negara maju dan berkembang, Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization / ILO) mengatakan dalam sebuah studi baru-baru ini.

Di seluruh dunia, 70 persen wanita dan dua pertiga pria lebih memilih wanita bekerja.

Sebuah studi Forum Ekonomi Dunia tahun lalu juga menemukan upaya untuk menutup kesenjangan gender dalam partisipasi kerja dan gaji tenaga kerja telah melambat sedemikian dramatis tahun lalu sehingga pria dan wanita mungkin tidak mencapai persamaan ekonomi selama 170 tahun lagi.

Perempuan rata-rata mendapatkan 77 persen dari apa yang pria peroleh, menurut data ILO.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya