- VIVA.co.id/Diza Liane
VIVA.co.id – Bahagianya momen kehamilan sering kali diiringi rasa khawatir akan kesehatan sang ibu dan calon bayi di kandungan. Padahal, dengan edukasi dan informasi yang cukup, bunda bisa merasakan momen kehamilan dengan lebih menyenangkan.
Kehadiran Festival Ngidam SGM Bunda yang berlangsung pada 2-3 September 2017 di Summarecon Mall Bekasi, menyuguhkan ragam kebutuhan bunda, mulai dari talkshow kesehatan, kuliner seru, area relaksasi, dan mini salon. Dituturkan Marketing Manager SGM Bunda, Christina Natalia, momen kehamilan memiliki dua kunci penting.
"Dua hal penting di masa kehamilan yaitu harus dijalani dengan sehat dan bahagia. Dengan edukasi dan talkshow kesehatan dengan dokter kandungan dan psikolog, bunda bisa melek info kesehatan saat masa hamil," ujar Christina.
Selain edukasi, tersedia rangkaian aktivitas menyenangkan yang gratis dan menarik, seperti kelas senam hamil, area relaksasi, terapi musik, area kuliner, dan area demo masak lezat dan bernutrisi bersama Chef Deny dari Master Chef Indonesia 2015. Dengan begitu, para bunda bisa merasakan momen kehamilan yang indah yang bisa berdampak pada janinnya yang sehat.
"Dengan gabungan edukasi dan fun, kita memberi fasilitas hiburan yang sederhana tapi berkesan seperti area relaksasi yang memberikan fasilitas pemijatan dan potong kuku pada bunda. Hal kecil seperti itu, diharapkan membuat bundanya sehat dan berdampak pada anaknya juga," lanjut dia.
Sejalan dengan itu, psikolog klinis, Tara de Thouars, BA, M.Psi., turut menuturkan pentingnya momen edukasi dan fun pada para bunda selama masa kehamilan. Menurutnya, rasa rileks dapat meningkatkan hormon bahagia serta pemenuhan keingintahuan bunda terkait masa kehamilannya.
"Dukungan dari segi informasi itu sangat dibutuhkan bunda agar masa kehamilannya semakin menyenangkan. Selain itu, momen relaksasi dengan pemijatan, membantu ibu menurunkan emosi negatifnya agar lebih fokus meningkatkan kesehatan janinnya," ujar Tara.
Menkes Ungkap Alasan Tingkat Stunting Indonesia Baru Turun 0,1 Persen
Menteri Kesehatan mengungkapkan alasan di balik angka prevalensi stunting di Indonesia baru turun 0,1 persen, dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023.
