Laporan dari Australia

Cara Juragan Pasar Melbourne Pikat Turis Cantik Indonesia

Pedagang di Pasar Queen Victoria Market berfoto bersama turis Indonesia.
Sumber :
  • VIVA / Renne

VIVA – “Hei, Hei! Halo, halo!” Seruan menggelegar itu terlontar dari seseorang bertubuh besar sambil memakai topi dan apron (celemek). Dari suatu kios, dia bergegas menuju sekelompok perempuan, yang kemungkinan besar baru kali ini mengunjungi Pasar Queen Victoria Market di Kota Melbourne, Australia, Jumat 16 Maret 2018.

Kilas Balik Timnas Indonesia di Olimpiade: Bikin Ketar-ketir Raksasa Eropa!

Yang diseru pun sontak kaget setengah menoleh, mungkin sambil berpikir salah apa dia barusan. Namun lelaki besar mirip tukang pukul itu mendatanginya dengan tersenyum sembari membawa sejumput buah yang warnanya ungu kehitaman mirip anggur, namun berbentuk lonjong.

Bagi yang sudah kenal, terutama para penjaga kios bahan hidangan laut (seafood), hanya bisa tersenyum lebar. Ada juga yang terkekeh-kekeh. Namun, seorang pemandu tur buru-buru menenangkan pengunjung yang kaget itu.

Mendagri Berharap Jakarta Jadi Kota Perekonomian seperti New York hingga Melbourne

“Tenang saja, ini Pak Yiani. Dia menawarkan sesuatu untuk Anda,” kata Sarah, seorang pemandu tur di Pasar Queen Victoria Market. Pengunjung yang tadinya kaget pun jadi tersenyum dan mulutnya langsung menganga, menunggu asupan “anggur lonjong” orang yang menyahutinya itu. Sejumlah pengunjung pun akhirnya bergantian untuk bisa berfoto dengan pria besar tersebut.

Pedagang di Pasar Queen Victoria Market pamerkan dagangan di depan turis

Nasib Jakarta Usai Tak Lagi jadi Ibu Kota: Seperti New York dan Melbourne

Dia ternyata juragan salah satu kios hidangan laut di pasar itu. Namanya Yiani Yiannatzis. Itu tadi adalah salah satu cara Yiani untuk menarik perhatian pengunjung tur di pasar untuk mampir sebentar ke kiosnya, yang bernama The Seafood and Oyster Spot.

Buah manis itu hanya pemancing. Selanjutnya, Yiani mengeluarkan sejumlah produk andalannya yang masih hidup.

Dia tidak segan-segan membawa dua ekor kepiting jumbo yang hidup untuk difoto. Lalu, dibantu asistennya, dia mengeluarkan seekor ikan panjang yang masih hidup. “Ini ikan salmon dari Pulau Tasmania, cantik bukan,” kata Yiani kepada serombongan pengunjung dari Indonesia dalam program jalan-jalan bersama Tourism Australia dan Garuda Indonesia.

Sajian andalan dari Yani dan kiosnya pun tiba, Sejumlah kerang besar, alias oyster, dibagikan kepada peserta tur.

Kerang-kerang segar itu  baru didatangkan dari laut Coffin Bay, di sebelah selatan Australia. Tinggal sluurp, rasanya pun sangat menyegarkan dan tidak amis, padahal kerang itu tidak dimasak dan cukup ditambah perasan lemon.

Penampilan Yiani dan sajian hidangan lautnya itu termasuk atraksi menarik bagi peserta tur di Pasar Queen Victoria Market itu.  Sejumlah pemilik kios yang lain pun tak segan memberi sampel gratis bagi pengunjung, mulai dari roti, keju, penganan, hingga buah.

Ikan salmon dijual di Pasar Queen Victoria Market

“Layanan tur ini di pasar tradisional ini untuk mengingatkan kepada publik bahwa Queen Victoria Market ini juga termasuk ikon Kota Melbourne,” kata Sarah. Tidak mengherankan, mengingat pasar tradisional terbesar di Australia sudah berdiri sejak 150 tahun lampau. Jadi kental dengan sisi historisnya. Kendati demikian, kios-kios di dalam bangunan pasar rutin mengalami perombakan dan penataan ulang agar tetap higenis dengan tidak menghilangkan jati diri sebagai pasar tradisional

“Kami ingin pasar ini tidak saja jadi tempat yang nyaman bagi pelanggan, namun juga bisa mengundang daya tarik bagi wisatawan mancanegara,” kata Sarah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya