Angin Perdamaian Pertemuan Trump dan Kim Jong un

Kedatangan Trump ke Singapura untuk bertemu Kim Jong Un
Sumber :
  • REUTERS / Leah Millis

VIVA – Dua pemimpin besar yang kerap menuai kontroversi atas kepemimpinannya berencana bertemu empat mata. Rencana pertemuan mereka sangat dinanti karena keduanya merepresentasikan kekuatan-kekuatan dunia.  

8 Aturan Aneh yang Harus Dituruti Istri Kim Jong-un, Ri Sol-ju

Tak pernah terduga bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Korea Utara Kim Jong un akhirnya memutuskan untuk bertemu. Bertahun-tahun keduanya saling melempar tuduhan dan tantangan, bahkan sedikit 'ejekan.' Hubungan bilateral kedua negara bahkan sempat memanas setelah Jong-un berkali-kali melakukan uji coba nuklir, dan mengeluarkan pernyataan bahwa nuklir yang mereka produksi bisa meruntuhkan seluruh daratan Amerika Serikat.

Melalui pertemuan yang disebut KTT Amerika Serikat-Korea Utara, kedua pemimpin yang sama-sama unik itu dijadwalkan bertemu di Singapura pada Selasa, 12 Juni 2018. Agenda pertemuannya tak jauh dari nuklir, yaitu denuklirisasi Pyongyang. Sebagai balasan menyerah dari program nuklirnya, Kim meminta bantuan dari sejumlah sanksi yang telah melumpuhkan dan meringankan beban ekonomi bagi rezimnya. Ia meminta jaminan ekonomi dan bantuan keamanan.

Donald Trump dan Kedua Anaknya Akan Diperiksa Terkait Penipuan

Meski selama ini terlihat saling bermusuhan, tapi isi cuitan Trump di akun Twitternya justru menunjukkan harapan besar dari Trump terhadap pertemuannya dengan Kim Jong-un. Dikutip dari akun Twitter @realDonaldTrump pada 10 Juni 2018, Donald Trump menuliskan perasaannya meghadapi pertemuan dengan Kim."Ini akan menjadi hari yang menyenangkan, dan saya tahu Kim Jong-un akan bekerja sangat keras untuk melakukan sesuatu yang jarang dilakukan sebelumnya, membuat perdamaian dan kesejahteraan untuk tanah airnya," cuit Trump.

Bulan lalu, Presiden Trump sempat membatalkan pertemuan. Ia menyebut Pyongyang "menebar permusuhan secara terbuka," sebagai alasannya.  Tetapi keputusan batal diralat kembali setelah Trump mengumumkan telah menerima surat dari Kim Jong-un. Surat tersebut dikirim ke Gedung Putih oleh seorang utusan senior Korea Utara. Kepada publik, Trump mengatakan telah menerima "surat yang bagus" dari Jong-un.

Korut Rayakan Ulang Tahun ke-80 Kim Jong Il Tanpa Parade Militer

Dilansir Channel NewsAsia, Trump mendarat di Paya Lebar Airbase, Singapura, Minggu 10 Juni 2018. Kedatangannya disambut Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan. Demi pertemuan tersebut Presiden Amerika Serikat mempersingkat kunjungannya di KTT G7 di Kanada, dan direncanakan akan  bertemu dengan Kim, di Hotel Capella,  Sentosa, Singapura.

Sementara Kim mendarat di Bandara Changi pada Minggu sore. Kim dijadwalkan akan menginap di hotel St Regis.  Saat pertemuan dengan PM Lee Hsien Liong, Lee memuji Trump dan Kim dan menyebut pertemuan keduanya sebagai keputusan yang berani dan mengagumkan. 

"Seluruh dunia fokus pada pertemuan bersejarah antara DPRK (Korea Utara) dan AS, dan terima kasih atas upaya tulus Anda. Kami dapat menyelesaikan persiapan untuk pertemuan bersejarah, dan saya ingin mengucapkan terima kasih untuk itu," ujar Kim, berbicara melalui seorang penerjemah, kepada Lee.

"Saya memiliki harapan bahwa ini (KTT) akan sangat sukses," ujar Lee menambahkan.

Dalam perundingan nanti, Trump bakal didampingi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton, sementara Kim Jong Un bersama adiknya, Kim Yo Jong, dan orang kepercayaannya, Kim Yong Chol.

Pertemuan Trump dan Kim Jong-un bakal jadi pertemuan paling bersejarah dalam hubungan diplomatik kedua negara. Sebab, sejak puluhan tahun yang lalu, hubungan keduanya berubah menjadi perang dingin. Sikap Jong-un yang terus menantang negara lain dengan uji coba nuklirnya bahkan sempat menimbulkan kecemasan terjadinya Perang Dunia III.

Pertemuan Tinggi Harapan

Pertemuan antara Jong-un dan Trump mulai menjadi harapan setelah terjadi pertemuan antara Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in terwujud bulan Mei lalu. Selain reuni dan membahas program denuklirisasi Korea Utara, kedua negara juga membicarakan kemungkinan pertemuan Trump dan Jong-un. Sejak awal, Singapura sudah disepakati sebagai negara yang menjadi tuan rumah pertemuan tersebut.

Pertemuan Trump dan Jong-un menjadi sesuatu yang sangat ditunggu. Sekjen PBB Antonio Guiterres mengatakan PBB siap membantu proses ini dengan cara apa pun. "Bagian paling relevan dari sistem PBB siap membantu tujuan pertemuan ini dengan berbagai cara. Termasuk jika harus melakukan verifikasi," ujarnya seperti diberitakan oleh Independent.co.uk, Senin, 11 Juni 2018.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan dia akan menjadi orang pertama yang memuji Donald Trump dan Kim Jong-un jika mereka mencapai kesepakatan tentang perlucutan senjata nuklir di Semenanjung Korea. Presiden Korea Selatan juga menyatakan dukungan resminya atas pertemuan tersebut melalui pernyataan resmi. Dalam pernyataannya itu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menawarkan pihaknya siap untuk membantu Jong-un, dan kepada Presiden AS, Moon menyampaikan harapannya.

"Kesepakatan damai yang terwujud dalam pertemuan ini akan menjadi hadiah terbaik bagi dunia, seperti halnya hadiah terbaik yang diterima oleh Presiden Trump dalam ulang tahunnya," ujar Moon seperti dikutip dari USA Today. Moon menyampaikan juga ucapan selamat ulang tahun untuk Trump yang hari lahirnya jatuh pada Senin, 11 Juni 2018, persis sehari sebelum pertemuan bersejarah itu dilakukan.

Dari dalam negerinya sendiri, Trump diharapkan tak sekadar bicara soal denuklirisasi dan ancaman keamanan global, tapi lepas dari itu, Trump disarankan juga mendahulukan agenda pembicaraan soal hak asasi manusia. Kasus meninggalnya Otto Warmbler, warga AS yang kembali ke AS dalam kondisi koma setelah menjadi tahanan Korea Utara membuat Korut mendapat sorotan khusus soal pelanggaran HAM. Apalagi, laporan PBB tahun 2014 juga menyebutkan negara tersebut melakukan kekerasan HAM secara masif, terstruktur dan menyolok.

Trump dikabarkan berjanji akan berbicara soal HAM pada Jong-un. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Presiden AS Mike Pence. "Saya sudah berbicara dengan ayah Otto, dan saya yakin Trump akan membicarakan soal HAM pada pertemuan dengan Jong-un, dengan membawa kesedihan hati dari keluarga Warmblier," ujar Pence seperti diberitakan oleh CNN, 11 Juni 2018.


Pakar Pesimis

Namun sejumlah analis meragukan hasil maksimal dari pertemuan ini. Pakar politik dari Korea Selatan Sung-Yoon Le berharap Trump tidak meremehkan Jong-un. "Meremehkan pemimpin Korea Utara, berpikir dia aneh dan gila dan terkejut mengetahui bahwa dia bukan hanya bukan orang gila, tapi cukup masuk akal dan menawan, bisa menjadi sebuah kesalahan," ujar Yoon Le, yang bergelar professor dari Fletcher School of Law and Diplomacy at Tufts University kepada CNBC. Ia meminta Trump harus melihat Jong-un sebagai seorang diktator yang masih penuh ambisi.

Lee mengatakan, pemimpin Korea Utara berusia 34 tahun itu "menunjukkan pertunjukkan yang rumit," di mana ia berharap memperoleh kekuasaan atas Korea Selatan. "Jika Trump menggunakan kesombongannya dan terlalu yakin bahwa Korea Utara akan dengan mudah menyerahkan senjata nuklirnya, sebenarnya ia sedang dipermainkan," ujar Lee menjelaskan.

Sebab, menurutnya, Korea Utara tak memiliki kemampuan untuk mengembangkan ekonominya, juga tak mampu menggunakan kekuatan lunaknya. Satu-satunya kekuatan yang dimiliki Korea Utara adalah senjata nuklirnya yang mengancam. Ia melihat, Kim memposisikan KTT ini sebagai sebuah langkah politik, dimana Kim berusaha 'membeli' waktu dan uang untuk benar-benar melakukan apa yang ingin ia lakukan, yaitu menunjukkan kemampuan nuklirnya yang semakin maju dan mengancam.

Alexandra Bell, Direktur Kebijakan Senior di Pusat Pengendalian Senjata dan Non-Proliferasi dari kampus yang sama melihat bahwa perbedaan kepentingan antara Trump dan Jong-un berpotensi membuat KTT tersebut tak bergigi. Perbedaan tujuan dan harapan antara kedua pemimpin bisa menjadi masalah.

"Untuk Amerika Serikat, mereka ingin melihat pelurusan semenanjung Korea yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat dibalikkan kembali, dan itu adalah sebuah harapan yang sangat tinggi," kata Bell kepada CNBC.

"Bagi Korea Utara, yang mereka inginkan adalah keamanan rezim dan lebih banyak akses ke pasar internasional," katanya menambahkan.

Olli Heinonen, mantan Wakil Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional Amerika Serikat mencemaskan lebih dari sekadar kesepakatan. Menurutnya, kesepakatan denuklirisasi dengan Korea Utara hanyalah setengah perjuangan. Sebab, perjuangan berat berikutnya adalah memaksa Korea Utara untuk tetap patuh dan menjalankan hasil kesepakatan. "Ini memang yang akan menjadi tantangan," ujar Ollie seperti diberitakan oleh CNN.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berulang kali mengatakan bahwa AS "berkomitmen untuk membongkar secara permanen senjata pemusnah massal Korea Utaram dapat diverifikasi, dan tidak dapat dibatalkan.

"Kami telah menyampaikan kepada Korea Utara harapan kami bahwa mereka akan sepenuhnya transparan," katanya. Ia menambahkan bahwa AS juga harus memastikan kepatuhan akan menjadi pekerjaan bertahun-tahun.

Meski pertemuan Trump dan Kim Jong-un menjadi titik pijak yang sangat penting dalam sejarah dunia, namun ekspektasi untuk hasil maksimal dari pertemuan tersebut masih menjadi tanda tanya. Kim Jong-un telah lama menjalankan perannya sebagai pemimpin yang diktator, dan disebut kerap menggunakan jalan kekerasan untuk mewujudkan ambisinya. Latar belakang itu yang membuat banyak pakar dan analis tak terlalu yakin.

Tapi, hasil pertemuan Korea Utara dan Korea Selatan yang mencairkan kebekuan dan ketertutupan Korea Utara dianggap akan memberi potensi besar bagi terwujudnya keselamatan dan keamanan di Semenanjung Korea dan di seluruh dunia.

Seperti halnya keberhasilan AS dan lima negara besar dunia melakukan negosiasi nuklir dengan Iran, kali ini AS juga diharapkan memberi hasil yang sama dari pembicaraannya dengan Korea Utara. Meski dua negara ini sama-sama keras kepala, mungkin dialog bisa melunturkan kekerasan dan mewujudkan perdamaian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya