Kanker Sepakbola Indonesia

Para pemain Timnas Indonesia usai kalah dari Thailand di ajang Piala AFF 2018
Para pemain Timnas Indonesia usai kalah dari Thailand di ajang Piala AFF 2018
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Sudut pandang terkait pembinaan usia dini juga perlu diubah. Bukan trofi ukurannya, melainkan produk yang dicapai saat mereka mencapai level senior.

Selama ini, ada salah pemahaman mengenai pembinaan usia dini. Prestasi di usia dini selalu diukur lewat banyaknya trofi.

Padahal, wawasan dan perkembangan pemain muda menuju level profesional yang paling penting.

"Program Primavera yang saya ikuti, kalau diukur dari trofi, ya gagal. Tapi, secara perkembangan wawasan, kami berhasil. Itu yang penting. Tiga tahun di Italia dengan biaya yang dikeluarkan PSSI mencapai Rp6 miliar, itu era 1990 ya, besar sekali biayanya. Tapi, kami mendapat wawasan bermain, pemahaman taktik dan individu yang mumpuni," jelas Supriyono.

Sudah ada yang dilakukan, artinya PSSI mulai menyentuh ranah usia dini, meski penyelenggaraannya belum sempurna.

Yang perlu dipikirkan adalah menyeimbangkan antara target dengan usaha. Maksudnya, jangan membebankan target tinggi kepada pelatih saat berbagai macam faktor pendukungnya belum sempurna dijalankan.

Kerap kali, PSSI terganggu dengan berbagai gangguan dalam menjalankan program dari luar. Ya, contohnya adalah gerakan #EdyOut.

Sudah sejak 2011, PSSI selalu dilanda gonjang-ganjing dari pihak luar. Kestabilan organisasi tak tercapai. Bagaimana program mau berjalan, jika organisasi tak stabil dalam perjalanannya?

"Kepengurusan PSSI ini kan sempat dihentikan di tengah jalan. Dan, hasilnya tidak bagus. Kalau ini dihentikan lagi justru itu tidak baik," kata anggota Komite Eksekutif PSSI, Yoyok Sukawi.

"Saya lihat, memang ada pihak-pihak yang menginginkan itu. Menurut saya, sebaiknya kepengurusan ini diselesaikan sampai akhir masa periode," lanjutnya.

Fakta lainnya adalah, diungkapkan Riedl, PSSI sebenarnya cukup kooperatif dalam urusan Timnas. Selama menangani Indonesia di 2016, PSSI era Edy selalu mampu mengakomodir keinginannya.

"Selama saya melatih, dukungan PSSI sangat baik. Kerja sama berlangsung bagus, ada masalah, kami pasti duduk bersama untuk menyelesaikannya," terang Riedl.

Memang banyak yang tak beres di sepakbola Indonesia. Tapi, ingat, bukan semua salah PSSI.

Timnas hanya korbannya, jangan hujat pemainnya. Sebagai pencinta sepakbola, kita sudah seharusnya menjadi kritikus yang sehat dan objektif. Bukan, memanaskan tensi yang sudah tinggi. (one)

Baca Juga

Kiprah Indonesia di Piala AFF

PSSI yang Selalu Ribut