Demonstrasi, Dulu dan Kini

Ribuan mahasiswa dari banyak kampus dan elemen masyarakat lain berdemonstrasi di depan gedung DPRD Jawa Timur di Surabaya pada Kamis, 26 September 2019.
Ribuan mahasiswa dari banyak kampus dan elemen masyarakat lain berdemonstrasi di depan gedung DPRD Jawa Timur di Surabaya pada Kamis, 26 September 2019.
Sumber :
  • VIVAnews/Nur Faishal

VIVA – Aksi mahasiswa dan pelajar selama sepekan terakhir terus bergulir. Tak kenal keluh, mereka terus berpeluh.

Akmal diam sejenak, matanya begitu serius menatap perangkat ponsel pintar miliknya. Sebagai mahasiswa baru di sebuah kampus negeri di kota Solo, Jawa Tengah, ia tergerak untuk ikut beraksi, berdemonstrasi menggunakan jaket almamater dan berada dalam barisan yang menyuarakan kebenaran. 

Seliweran meme, ajakan, dan imbauan untuk maba (mahasiswa baru) sepertinya begitu menggoda, sayang untuk dilewatkan. Ia lalu memberanikan diri mengontak orangtuanya di Bogor. Melalui ponsel, ia sampaikan keinginan turun ke jalan. Ia capture aneka ajakan serta imbauan, dan minta diizinkan. 

Gagdet memudahkan. Akmal menggunakan perangkat itu dengan maksimal. Sejak bersiap untuk ikut aksi demonstrasi, hingga mendokumentasikan setiap kegiatan. 

Aksi Demonstrasi Tolak RKUHP dan UU KPK di DPRAksi unjuk rasa di Jakarta

Termasuk merekam saat senior-senior kampus melakukan orasi, meneriakkan yel-yel, dan menyampaikan tuntutan. Penuh gairah ia mengikuti rangkaian aksi. Bahkan bersyukur bisa menjadi bagian. 

"Belum tentu terulang lagi kayak gini. Makanya ikut terjun," ujar mahasiswa berusia 18 tahun itu kepada VIVAnews.

Selasa, 23 September 2019, aksi mahasiswa turun ke jalan terjadi serentak di Surabaya, Solo, Yogyakarta, Jakarta, Makassar, Bukittinggi, Malang, dan Bandung. Di Yogyakarta, tagar #GejayanMemanggil sangat ampuh menggerakkan hati mahasiswa di kota tersebut. Nyaris 10.000 mahasiswa memenuhi sekitar Jalan Gejayan yang kini menjadi Jalan Affandi. 

Di Jakarta, aksi mahasiswa terkonsentrasi di depan Gedung DPR RI. Nyaris seluruh ruas jalan di sekitar gedung parlemen macet total. Seluruh mahasiswa yang melakukan aksi hari itu menyasar satu lokasi, gedung DPRD di kota masing-masing. 

Isu yang mereka usung juga sama. Mereka meminta pemerintah membatalkan revisi Undang Undang tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), karena berpotensi memandulkan KPK yang selama ini berjalan sebagai lembaga independen. Mereka juga meminta DPR membatalkan revisi UU Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), karena memuat pasal-pasal yang mencampuri urusan privat terlalu jauh. 

Mahasiswa juga meminta agar RUU Penghapusan Kekerasan Seksual segera disahkan, karena RUU itu akan melindungi seluruh korban perkosaan atau kekerasan seksual. 

Poster yang dibawa mahasiswa untuk menolak RKUHP.Poster demo mahasiswa menolak pengesahan revisi UU KUHP

Demonstrasi kali ini sedikit berbeda. Sebab, untuk pertama kalinya mahasiswa tak mengusung isu ekonomi. Tak ada isu turunkan harga, anti-investasi asing, atau protes karena harga bahan bakar minyak (BBM) yang meroket. 

Isu mahasiswa pada 2019 itu berbeda dengan kakak-kakak seniornya saat berdemonstrasi pada 1966, 1974, bahkan tahun 1998. 

Halaman Selanjutnya
img_title