Bahasa Daerah Tergerus Zaman

Sejumlah seniman tampil dalam pertunjukan ludruk khas Jawa Timur
Sejumlah seniman tampil dalam pertunjukan ludruk khas Jawa Timur
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

Obing setuju dengan pendapat ini. Dalam penelitiannya selama 10 tahun ditemukan banyak wilayah, terutama di Indonesia Timur yang bahasa daerahnya tidak ditransmisikan dengan baik.

Balik lagi penyebabnya adalah kurangnya jumlah penutur. Misalnya, bahasa Kui di Alor, NTT yang penuturnya hanya 833 orang. Padahal maksimal seharusnya sekitar 4.000 penutur.

Bahasa Kui memiliki nasib yang sama dengan Kapua, Kao di Halmahera, Pagu di Halmahera Barat dan bahasa Kisar di pulau Kisar. “Kalau dikategorikan, semuanya masuk kategori terancam punah,” ujar peneliti berkacamata itu.

Berbeda dengan bahasa Jawa dan Bali yang masih bisa bertahan jangka panjang. Obing memperkirakan, bahasa Jawa masih dalam batas aman dari kepunahan karena penuturnya lebih dari 70 juta orang. Demikian juga dengan Bahasa Sunda dan Bali yang masih memiliki puluhan juta penutur.

“Dari hasil penelitian, bahasa Bali memiliki kesatuan dengan budaya dan agama. Itu memungkinkan bertahan jangka panjang. Bahasa bisa masuk ke dalam roh kebudayaan dan agama itu, menyatu, sangat langka," kata Obing.

Sedangkan bahasa Jawa penuturnya sangat hebat dan loyalitas tinggi. Banyak rekonstruksi pakai bahasa jawa.

"Tetapi potensi untuk punah ada kalau transmisi tidak berjalan. Itu memerlukan sekian generasi. Dua sampai tiga generasi bisa punah,” tutur Obing.

Meski banyak penutur, bukan berarti bahasa Jawa dan Bali tidak terancam punah. Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sugiyono, menyatakan jika tidak ada satupun bahasa yang luput dari kepunahan.

Hanya saja waktu yang menentukan. Dia meyakini hal ini karena saat ini banyak generasi muda yang sudah tidak lagi bisa berbahasa Jawa. Seperti halnya Alkeys dan Daniel yang tinggal di Surabaya.

Pengingat Identitas

Untuk mengantisipasi hal ini, pemerintah melalui Kemendikbud merencanakan konservasi dan revitalisasi bahasa daerah. Selain berupaya menambah jumlah pengguna dan frekuensi penggunaan, ujar Sugiyono, pemerintah juga akan melakukan pendokumentasian kekayaaan bahasa daerah.

Halaman Selanjutnya
img_title