Bahasa Daerah Tergerus Zaman

- VIVAnews/Fernando Randy
Salah satu pemuka masyarakat Pulau Kisar, Rony Samloy, mengaku di Pulau Kisar yang ditempati 12 desa, ada dua bahasa yang dipakai. Yakni bahasa Meher dan bahasa Maarou.
Bahasa Meher ditutur warga desa Wonrelli, Lebelau, Pura-pura, Yawuru, Meseapi, Woorono, Romlehen Utara, Romlehen Selatan, Numaha, Sumpali, Papula, Kiouw, sementara Maarou hanya dipakai warga Desa Woirata Timur dan Barat.
Bahasa Meher memiliki dua tutur bahasa berbeda, satu untuk aktivitas keseharian dan di ruang publik, satunya lagi dipakai untuk forum resmi, semisal terang kampung (kawinan), nikah adat, pemakaman jenazah, dan kaur nauk (pengesahan anak sulung laki-laki ke dalam marga). " Itu merupakan media bagi orang Kisar melesatarikan bahasa mereka," ungkap Rony.
Sedangkan di Maluku Tengah, ada bahasa lokal Hatuhaha yang dipakai masyarakat dari lima desa adat, yakni Desa Rohomoni, Desa Kabauw, Desa Kailolo dan Desa Pelauw serta Desa Hulaliu yang mendiami Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah.
Di desa-desa tersebut, masyarakatnya masih menggunakan bahasa lokal, baik dalam aktivitas sehari-hari ataupun dalam rapat pemerintahan desa. Sekretaris Desa Rohomoni, Mohammad Yasin Sangadji, mengatakan, untuk menjaga dan merawat bahasa yang mereka pakai, supaya tidak punah dan bisa ditutur setiap generasi, pihaknya pernah mengusulkan penerapan mata pelajaran bahasa Hatuhaha di sekolah, akan tetapi usulan itu sulit karena tidak ada bahan ajar.
Oleh karena itu diputuskan untuk menggunakan bahasa Hatuhaha dalam pendidikan informal dan kegiatan sehari-hari.
“Dalam aktivitas keseharian, tidak ada yang menggunakan Bahasa Indonesia, terkecuali ada tamu dari luar desa yang berkunjung,” ujar Sangadji.
Kebijakan masyarakat seperti ini memang menjadi ujung tombak bagi lestarinya bahasa daerah di Indonesia, yang menjadi penegas identitas sebagai bangsa dengan beragam suku dan budaya.
Soe, e'patotu um diri, Ehe nala illang iaele. Dari Bahasa Hatuhaha, itu berarti "Bahasa menunjukan siapa dirimu, jangan sampai hilang." (ren)