Otomotif, Tutup Pabrik hingga Kartel

- ANTARA/Hafidz Mubarak A
Masalah tak hanya sekadar sampai di situ saja. Bola panas terus meluncur deras. PT FMI langsung dirongrong banyak pihak, mulai dari konsumen hingga puluhan dilernya. Gugatan yang berdatangan, meminta Ford tak begitu saja cuci tangan dan berlalu.
Konsumen meminta FMI menunjuk pihak ketiga untuk melakukan pelayanan aftersales selanjutnya. Sementara diler menuntut ganti rugi, karena mereka merasa dirugikan dengan investasi besar yang telah dikeluarkan.
Beberapa bulan kemudian, FMI akhirnya menunjuk RMA Group untuk mengambil alih peran Ford melayani aftersales. RMA lalu coba merangkul diler yang sempat menyerangnya untuk fokus bahu-membahu membangun pelayanan aftersales sepeninggal FMI. Jurus itu tentu patut dilakukan agar konsumen yakin jika hak-hak mereka telindungi, sekaligus sebagai ajang pembuktian diler-diler Ford tetap bertanggung jawab.
“Pemilik Ford dapat melanjutkan pengalaman berkendara dengan Ford sekarang dan di masa yang akan datang,” kata Chief Executive Officer RMA Group, Kevin Whitcraft.
Harley dan Mazda
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat jadi alasan Mabua tak kuat bertahan.
Sepekan usai Ford mengumumkan langkah hengkang, Rabu 10 Februari 2016, kabar pahit lainnya datang dari Harley-Davidson. PT Mabua Harley-Davidson yang selama ini memegang keagenan motor gede asal Paman Sam itu ikut gulung tikar. Mabua dengan berat hati mengatakan tak lagi memiliki peran terhadap Harley. Jadilah kemudian kabar itu sebagai polemik baru bagi sejumlah pemilik Harley di Indonesia.
"Kami harus mengambil kesimpulan, kami tidak bisa meneruskan usaha ini, walaupun berat," kata Presiden Direktur PT Mabua Harley-Davidson, Djonnie Rahmat, dengan suara parau dan mata berkaca-kaca, saat itu.
Alasan Mabua tak kuat bertahan, karena selama beberapa tahun terakhir iklim usaha pada sektor otomotif, khususnya motor besar, mengalami berbagai kendala. Salah satunya adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang dimulai sejak pertengahan 2013.