Otomotif, Tutup Pabrik hingga Kartel

Ford hengkang dari Indonesia pada Rabu 10 Februari 2016.
Ford hengkang dari Indonesia pada Rabu 10 Februari 2016.
Sumber :
  • ANTARA/Hafidz Mubarak A

Faktor lainnya, tingginya pajak impor di Indonesia yang nyaris 300 persen dan dianggap tertinggi di dunia. Itu belum termasuk Bea Balik Nama (BBN), membuat mereka makin babak belur. Praktis jika kemudian motor besar memiliki harga jual fantastis ketimbang di sejumlah negara lain. "Singapura cuma 17 persen, Amerika 7,5 persen, di Korea juga cuma 7,5 persen," ujar Djonnie.

Asa penggila Harley baru muncul Desember ini, di mana Harley-Davidson pusat membuka diler independen yang dipercayakan pada PT Nusantara Moto International. "Dibukanya diler baru ini menunjukkan jika HD terus melangsungkan bisnis di Tanah Air. Kami terus bekerja keras untuk menyegarkan jaringan diler kami. Dan dengan senang hati, kami umumkan bahwa kami sedang membangun jaringan baru diler independen di Indonesia," kata Managing Director Harley-Davidson Asia Emerging Markets, Peter Mackenzie.

Peter meyakinkan komitmen HD tidak berhenti sebatas penyediaan produk dan purnajual saja. Ke depan, mereka berniat untuk terus meluncurkan model terbaru di Indonesia.

Berbulan kemudian, PT Mazda Motor Indonesia (MMI) selaku ATPM Mazda di Tanah Air juga mengumumkan langkah serupa, Oktober lalu, yakni gulung tikar. Tetapi MMI dalam hal ini lebih santun ketimbang Ford, karena telah mengalihkan bisnis distribusi kendaraan dan suku cadang ke PT Eurokars Motor Indonesia terlebih dahulu sebelum melakukan pengumuman hengkang.

Alhasil kekhawatiran serta kepanikan konsumen pun tak begitu kentara, karena kini tanggung jawab sudah diambil alih Eurokars Group. “Saya yakin, mereka akan lebih memperkuat merek Mazda di Indonesia,” kata Presiden Direktur MMI, Keizo Okue.

Tongkat estafet ke Eurokars dipercayakan MMI karena melihat track record yang baik pada perusahaan itu. Eurokars Indonesia saat ini tercatat juga menaungi beberapa merek mobil lainnya, seperti Maserari, Porsche, dan Rolls-Royce.

Hengkangnya sejumlah perusahaan otomotif di Tanah Air ternyata tak cukup mengerenyitkan dahi para pemangku kepentingan. Sebab mereka percaya merek yang berlalu akan kembali bertumbuh di Indonesia melalui bendera perusahaan lainnya.

"Tidak masalah agen ditutup, yang masalah kalau industri ditutup. Langkah mereka tak akan ganggu iklim industri otomotif nasional," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan.

Ford, Harley, dan Mazda memang memiliki garis bisnis sama, di mana mereka tak punya basis produksi. Kondisi demikian tentu sangat rentan terhadap pergerakan nilai tukar rupiah dengan dolar Amerika Serikat (AS). Bila nilai tukar rupiah terus melemah, tentu akan mengancam produksinya. "Ditambah Indonesia mengetatkan impor untuk barang konsumsi, sehingga keagenan berdagang produk konsumsi akan melihat Indonesia tak lagi cocok buat mereka," lanjut Putu.

Apa yang dikatakan Putu diamini Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Yan Sibarang Tandiele. Meski Ford baru saja pergi, kini sudah ada merek baru yang siap merangsek masuk bursa otomotif nasional, Wuling.

Halaman Selanjutnya
img_title