Tergusur di Tengah Jalan

Salah satu bentuk mobil pedesaan
Salah satu bentuk mobil pedesaan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Shintaloka Pradita Sicca

Pengamat otomotif, Bebin Djuanda menilai, konsep mobil pedesaan dan mobil LCGC memang berbeda. Baginya jelas, LGCG adalah untuk masyarakat perkotaan. 

Soal surutnya program mobil pedesaan, menurut dia, karena konsep yang tidak jelas serta tidak ada dukungan ekosistem maupun industri untuk menggarapnya. Malah, dia menyangsikan konsep mobil pedesaan yang digagas pemerintahan SBY. 

"Rasanya belum ada yang serius mempelajari kebutuhan market ini," kata dia, Rabu 15 Maret 2017. 

Bebin mengatakan, kendala proyek mobil pedesaan sudah nyata, yakni belum ada yang melihat potensi pasar atas kebutuhan tersebut. Pantas saja, proyek itu tak berkembang. 

Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mengakui, tidak banyak mendengar konsep mobil pedesaan yang muncul sejak 2010. Executive General Manager PT Toyota Astra Manufacturing, Fransiscus Soerjopranoto menjelaskan, tak paham awal mula mobil pedesaan kalah tergusur oleh mobil LCGC. 

Seingatnya, tiga tahun lalu, dia hanya mendengar proyek kendaraan harga terjangkau dan ramah lingkungan yang ditawarkan oleh Menteri Perindustrian, MS Hidayat. 

Menurut Soerjopranoto, LCGC muncul untuk merespons permintaan mobil yang harganya makin naik, tapi tidak diimbangi dengan daya beli masyarakat tiap tahunnya. Seiring sejalan, LCGC juga sesuai dengan fokus pemerintah saat itu untuk menekan polusi.
 
"Akhirnya Pak Hidayat ngobrol dan intinya kalau ada green car, hemat bahan bakar, ramah lingkungan, harga terjangkau dengan batas tertentu yang tidak boleh lebih dari yang ditentukan itu, beliau mau. Akhirnya muncul LCGC," ujar Soerjopranoto, Kamis 16 Maret 2017.

Selanjutnya, Muncul Lagi karena Gerandong

Muncul Lagi karena Gerandong

Setelah lenyap ditelan booming mobil LCGC empat tahun lalu, Kemenperin kembali memunculkan program mobil pedesaan pada pertengahan 2016. 

Tengah tahun ini, Kemenperin sepertinya akan lebih serius untuk mengegolkan program mobil pedesaan. Bersama Institut Otomotif Indonesia (IOI) mengkaji syarat dan spesifikasi, plus regulasinya untuk memuluskan mobil pedesaan ini.

I Gusti Putu mengatakan, gagasan memunculkan kembali mobil pedesaan untuk menyingkirkan keberadaan kendaraan desa yang dinamakan gerandong. 

Kendaraan rakitan warga desa ini dinilai tak memenuhi standar kelayakan jalan. I Gusti berujar, populasi gerandong terbilang lumayan besar. 

Data Kemenperin, ada 20 ribuan gerandong di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pemerintah pun tak ingin diam dengan maraknya gerandong, meski kendaraan itu membantu mobilitas desa. 

Halaman Selanjutnya
img_title