Tergusur di Tengah Jalan

- VIVA.co.id/Shintaloka Pradita Sicca
Tergusur LCGC
Namun, maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Gagasan mobil murah untuk pedesaan itu meredup. Malah yang menggaung di publik adalah mobil murah untuk komersial.
Tiga tahun lalu, mobil murah komersial itu tenar dengan sebutan low cost green car (LCGC). Mobil LCGC memang masih menjalankan semangat gagasan SBY, mobil yang ramah lingkungan. Namun, jauh dari niatan awal untuk menyediakan mobil itu untuk masyarakat pedesaan.
Kehadiran mobil LCGC dipayungi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
Aturan yang diterbitkan 23 Mei 2013 itu berisi beberapa pasal mengenai mobil yang menjadi cikal bakal mobil LCGC. Belakangan, mobil LCGC ini menjadi incaran bagi pengguna mobil pertama kaum perkotaan hingga calon pemilik kendaraan roda empat yang hemat kantong.
Sebab, harganya saat itu di kisaran Rp90-120an juta. Setidaknya cukup ringan di kantong.
Di tengah kritik yang kencang berhembus, angin penolakan nyaris kalah dengan larisnya mobil LCGC. (VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar)
Mobil LCGC memang menyedot perhatian publik sejak kelahirannya. Di tengah kritik yang kencang berembus, angin penolakan nyaris kalah dengan larisnya mobil LCGC.
Arena Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, pertengahan Agustus lalu, dibanjiri pengunjung. Ribuan mata tertuju pada kedua mobil murah ramah lingkungan Toyota dan Daihatsu, Calya dan Sigra.
Banyak alasan produk tersebut menyita perhatian publik kala itu. Selain memiliki kabin yang luas, mobil tersebut juga dilengkapi dengan fitur mumpuni seperti dual airbag dan sistem pengereman anti-brake lock system (ABS).
Antusiasme publik itu berbanding lurus dengan volume penjualan. Hingga Januari 2014, atau belum genap setahun lahirnya LCGC, mobil murah ini sudah mendongkrak penjualan otomotif nasional.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), dari total penjualan pabrik ke diler atau wholesales secara nasional jumlahnya mencapai 1,22 juta unit per Januari 2014. Angka ini disebutkan melebih target Gaikindo saat itu yang diprediksi hanya 1,2 juta unit.
Segmen LCGC di pasar otomotif nasional ternyata sanggup mencapai 51.180 unit. Artinya, jika LCGC tak ada, kemungkinan penjualan mobil pada 2013 tidak akan mencapai angka yang ditargetkan.