Wawancara Dahnil Anzar Simanjuntak, Jubir Prabowo-Sandi

Prabowo-Sandi Sampaikan Fakta, Bukan Pesimisme

Jubir Prabowo, Dahnil Anzar
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA –  Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) tinggal hitungan bulan. Pada 17 April 2019 negeri ini akan melaksanakan proses pemilihan pemimpin untuk masa jabatan 2019-2024. Hanya ada dua pasang calon, Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi. Masing-masing paslon sudah menyiapkan tim untuk memenangkan mereka. 

Jubir Prabowo Diintimidasi Usai Tepis Hoaks Korupsi Pesawat Mirage Bekas Qatar

Adalah Dahnil Anzar Simanjuntak, mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah yang kini menjadi koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno. Dosen di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini tak ingin bermain tanggung. Ia memutuskan mundur dari posisinya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) demi bekerja total memenangkan Prabowo-Sandi.

Dahnil mengaku tak ingin tanggung berjuang. Sayangnya, di tengah pengorbanannya untuk berjuang memenangkan Prabowo-Sandi, isu tak sedap menerpa Dahnil. Ia diduga terlibat korupsi dalam proyek Kemah Kebangsaan yang diadakan bareng Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi dan GP Ansor.

Dahnil Anzar Simanjuntak ke Ahok: Pak Prabowo Sering Ditipu, Kalau Menipu Agaknya Tak Pernah

Dahnil tak tahu bagaimana ceritanya proyek senilai dua miliar yang awalnya akan dilakukan dalam bentuk pengajian di lima kota lalu berubah menjadi Kemah Kebangsaan. 

Dahnil bergeming. Ia mengaku tak takut namanya di kasus korupsi dikait-kaitkan dengan pilihan politiknya. Ia yakin tak bersalah, meski polisi tak menghitung keinginan baiknya dengan mengembalikan uang senilai dua miliar, tapi ia dengan gagah mengatakan siap untuk bekerja sama dengan kepolisian untuk membongkar kasus ini.

Jatim jadi Basis Prabowo-Gibran, Matahari Pagi Akan Perkuat Kemenangan

Beikut petikan wawancara VIVA dengan Dahnil Anzar SImanjuntak:

Elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi mengalami kenaikan. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh tim pemenangan Prabowo-Sandi hingga berhasil mendongkrak elektabilitas pasangan calon nomor urut 02 ini?

Pertama memang kekuatan Pak Prabowo dan Bang Sandi itu ada pada relawan. Jadi ada akumulasi atau satu kesadaran kolektif dari masyarakat, dari publik bahwa ada yang salah pada pemerintahan Jokowi selama empat tahun terakhir ini. Kalau istilah Pak Prabowo itu “salah urus” gitu lho. Pak Prabowo ini kan pembaca buku ya, makanya kalau diskusi dengan saya itu beliau bilang negara ini salah urus.

Dia mengutip buku Why Nations Fail karangan Daron Acemoglu dan James A. Robinson. Makanya beliau sering melontarkan kata-kata Indonesia bisa punah itu, ya memang bisa punah kalau negara ini kemudian tidak diurus dengan baik. Jadi kalau istilah Daron dan Robinson itu, tidak ada itu negara miskin, tidak ada negara kaya, yang ada itu negara yang diurus dengan baik, dan negara yang tidak diurus dengan baik. 

Maksudnya Indonesia akan musnah kalau negara salah urus?

Pendekatan itu yang selalu dipahami oleh Pak Prabowo. Seperti kemarin beliau berpidato, dia mengatakan bahwasanya pilot itu harus cakap. Jadi kalau pilotnya suka mabuk-mabukan atau minum obat atau mabuk dengan pujian segala macamnya yang datang pada dirinya itu, nah itu sudah berbahaya. Kalau dibiarkan, pesawat Indonesia itu bisa crashdown atau akan punah. Nah, itu yang dimaksud oleh Pak Prabowo bahwa negara ini akan punah karena salah urus.

Kaitannya dengan peningkatan elektabilitas Prabowo-Sandi?

Nah, sikap itu terkoneksi dengan kesadaran kolektif publik gitu lho. Jadi sikap Pak Prabowo, sikap Bang Sandi, dan sikap kami ini terkoneksi dengan kesadaran publik, sehingga muncul semangat kesukarelawanan itu.

Kalau kita lihat ke belakang, hampir semua kemenangan Pilpres itu karena ada akumulasi gerakan relawan yang besar, Jadi ada kesadaran yang besar. Pak Jokowi, misalnya, dulu menang karena relawan, Pak SBY juga dulu menang karena ada kesadaran kolektif di masyarakat bahwa kita butuh sosok yang berbeda, misalnya begitu. Nah, hari ini kami merasa arus besar itu sedang ada di kubu Pak Prabowo dan Bang Sandi. 

Jadi semata karena adanya kesadaran kolektif publik?

Tentu kami menawarkan harapan, harapan baru.  Selama empat tahun ini harapan itu dititipkan kepada Pak Jokowi, namun ternyata harapan itu buyar kan, enggak hadir (harapan) itu. Nah, sekarang harapan itu kita tawarkan kepada publik. Dan kami memastikan kepada publik bahwasanya harapan itu akan kami wujudkan.

Makanya model kampanye Pak Prabowo dan Bang Sandi itu beda kan. Kalau Anda perhatikan pendekatan kampanye yang dilakukan keduanya itu berbeda-beda, dua-duanya itu complimentary, saling melengkapi. Pak Prabowo berbicara hal-hal yang sifatnya ideologis, nasionalistik, idealistik. Coba perhatikan, Pak Prabowo kan selalu berbicara pada hal-hal itu, yang selalu dikatakannya itu nasionalisme, kedaulatan, dan idealistik.

Dan Pak Prabowo sekarang kelihatan lebih lepas, beliau lepas saja sekarang. Tak peduli dengan stigma, bahkan kadang-kadang juga suka menyindir teman-teman wartawan. Jadi menurut kami itu complimentary dengan Bang Sandi.

Itu dari sisi Pak Prabowo. Bagaimana dengan Sandi?

Kalau Bang Sandi kan beliau lebih praksis. Jadi paket ini saling melengkapi, Pak Prabowo menunjukkan seorang leader, sementara Bang Sandi pendekatannya itu seorang manager, praksis. Jadi hal-hal yang sifatnya praksis itu selalu datang dari Bang Sandi, hal-hal yang sifatnya idealis, nasionalistik, dan ideologis itu datang dari Pak Prabowo.

Nah, itu yang kami sebut sebagai dwitunggal. Jadi Pak Prabowo itu sebagai produk yang membingkai praksismenya Bang Sandi dan kemudian Bang Sandi memperkuat idealistik dan ideologisnya Pak Prabowo. Nah kekuatan itu yang kemudian kita tawarkan kepada para relawan dan publik, dan publik kemudian menangkap itu dengan membuat relawan.

Artinya anda ingin menyampaikan bahwa kekuatan Prabowo-Sandi hari ini ada pada tim kerelawanannya?

Iya, Salah satunya adalah di kerelawanan itu, kemudian harapan. Dan blessing-nya, kemudian masyarakat memang melihat Pak Jokowi itu tidak mampu lagi memberikan harapan.

Harapan yang seperti apa yang Anda maksud? Karena dalam kampanyenya, Prabowo dianggap kerap menyampaikan pesimismenya. Misalnya Indonesia akan punah?

Yang menilai pesimisme itu kan bukan publik keseluruhan, yang menilai itu adalah rival politiknya Pak Prabowo-Bang Sandi. Kami sama sekali tidak melihat bahwa yang selalu disampaikan Pak Prabowo dan Bang Sandi itu sebagai hal pesimisme.

Gini lho, untuk menyelesaikan suatu masalah, tentu Anda harus tahu masalahnya apa dan di mana. Jadi itu bukan pesimisme. Dan masalah itu harus dipaparkan kepada publik, jadi kita bukan pesimisme, itu menyampaikan fakta. Jangan sampai kemudian, misalnya sudah tahu pesawat rusak, pilot diam-diam saja, tidak memberitahukan kepada penumpang, dan ketika naik kemudian crashdown.

Nah itu yang kemudian kita istilahkan blessing of unknowing, gitu lho. Jadi kalau itu tidak disampaikan, itu sama saja berbahaya kan. 

Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN).

Jubir Prabowo Ngaku Kagumi Anies: Beliau Bisa Taklukkan Ketum Parpol Hebat Agar jadi Oposisi

Jubir Prabowo dalam akun media sosialnya mengaku kagum dengan Anies Baswedan soal mengendalikan ketum-ketum parpol pengusung di kubu 01.

img_title
VIVA.co.id
5 Maret 2024