Fokus Kami Perbaikan dan Perubahan Ekonomi

Cawapres Nomor Urut 02 Sandiaga Uno
Cawapres Nomor Urut 02 Sandiaga Uno
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Kabarnya sumbangan pasca debat meningkat?

Iya. Ini yang saya juga cermati bahwa bukan hanya di level menengah ke bawah tetapi juga sekarang kita sudah lihat para simpatisan relawan menyumbang Rp50 juta. Dulunya tidak pernah terjadi, biasanya Rp100 ribu, Rp200 ribu, malah ada yang receh, tetapi sekarang jumlahnya udah ada yang Rp50 juta. Dan ini naik hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan sebelum debat. Jadi pasca debat ini kita dapat satu momentum juga untuk penggalangan dana dan ini menjadi tantangan bagi tim kita karena hari ini harus dicatat diverifikasi, divalidasi.

Know your contributor, itu adalah konsep kami untuk transparansi dan akuntabilitas jadi kita pastikan bahwa peningkatan bantuan dari masyarakat ini juga dikelola dengan transparan dan akuntabel

Bagaimana pembagian tugas antara BPN dan parpol koalisi seperti apa?

Ini seperti sebuah orkestrasi dan kolaborasi yang kolosal karena kita bicara mengenai  jutaan relawan yang bergerak pada saat yang bersamaan. Pak Joko Santoso di BPN, paslon relawan direkturnya Ferry Mursyidan Baldan dan tim yang membina teman-teman relawan ini, Alhamdulillah bisa bersinergi dengan baik jadi orkestrasi ini kita harapkan akan semakin sinkron di 75 hari ke depan.

Output yang kita harapkan adalah gerak yang tentunya membangkitkan semangat optimisme dan semangat momentum yang jauh lebih positif, terutama di minggu-minggu terakhir ini

Jelang 75 hari ini, tensinya memanas. Prabowo juga mengkritik dengan keras petahana, apa ini strategi atau memang itu karakter Prabowo?

Sebetulnya semua ini adalah bagian dari pada program kita, bahwa dua bulan pertama kita mendiagnosa permasalahan bangsa. Dan kita sudah berhasil mendiagnosa, permasalahan bangsa itu berfokus pada ekonomi, terutama lapangan pekerjaan, dan biaya hidup harga harga bahan pokok yang memberatkan masyarakat, khususnya menengah ke bawah. Potensi bangsa yang luar biasa ini, negeri yang kaya raya, sumber daya alam melimpah, sumber daya manusianya juga hebat, pinter,  tidak terkelola dengan baik dan kebijakan pemerintah itu,  justru tidak bisa menampilkan suatu realisasi dari pada janji-janji tahun 2014.

Lalu apa hal  yang membuat Capres 01 dan 02 terasa berbeda?

Setelah kita mendiagnosa sekarang kita mulai menyampaikan perbedaan antara Prabowo Sandi dan tentunya Presiden Jokowi-Ma'ruf. Dalam upaya kita memberikan perbedaan yang jelas kepada masyarakat, menjelaskan kepada masyarakat di mana letak perbedaannya. Nah ini dianggap sebagai kritik bagi kami. Bukan kritik, tetapi bagian proses demokrasi, proses dari pada politik. Itu adalah menyampaikan kepada masyarakat, ini loh perbedaan kita. 

Pertama, misalnya Prabowo Sandi terpilih kita tidak akan impor saat panen karena yang saat ini impor adalah saat panen yang sangat menyengsarakan para petani. Begini mudahnya bahwa pembangunan infrastruktur kedepan di bawah Prabowo Sandi akan semakin kita giatkan tetapi menggunakan public private partnership, kemitraan pemerintah dan badan usaha. Dan itu menurut kami malah menjadi suatu teknik deferensiasi, membantu masyarakat menentukan pilihan

Kubu sebelah sering menuding kalau 02 tebar hoax, sandiwara, dan fake news, lalu kasus Ratna Sarumpaet, dan surat suara. Bagaimana tanggapan Anda?

Ya, tentunya itu narasi yang dibangun oleh Presiden Jokowi. Kami tidak ingin berkomentar karena itu mungkin strategi. Tetapi apa yang kami sampaikan ini apa adanya. Seperti kasus Ratna Sarumpaet, jelaskan yang ditipu. Saya melihat sendiri prosesnya bagaimana. Pak Prabowo dengan keinginan membantu orang yang teraniaya, yang kita pikir dianiaya, secara tulus mencoba memberikan bantuan, tetapi ternyata kita dijadikan korban terhadap hoax itu sendiri yang dilakukan oleh Ibu Ratna.

Berikutnya mengenai hal-hal yang disampaikan, ternyata terbukti itu habis yang dituduhkan kepada saya. Sudah berkali-kali lihat cara saya berkampanye waktu di DKI. Enggak berani bagaimana caranya kita bisa membuat suatu rekayasa kalian ada di sekitar kita, wartawan ada, media sosial ada di setiap kegiatan saya. Mana bisa kita buat rekayasa? Hari gini gitu lho. 

Bagaimana Anda menghadapi isu-isu yang beredar di media sosial?

Halaman Selanjutnya
img_title