Target Tiap Tahun, Zero Accident

- VIVA/M Ali Wafa
Infrastruktur siap mendukung?
Untuk infrastruktur ini memang semuanya menjadi kewenangan atau tanggung jawab Kementerian PUPR, tapi tentunya dalam hal ini kita juga berkoordinasi dengan Kementerian PUPR terkait persiapan mudik lebaran 2019 ini. Kemarin, kita juga bersama-sama meninjau jalur nasional ke Lampung. Itu perbaikan pasti dilakukan. Hanya memang ada beberapa infrastruktur yang jalan tol keluar ke jalan kabupaten, jalan provinsi, ini yang kemarin pada saat kita tinjau ke Lampung yang membutuhkan upaya sendiri, dan sekarang sudah dilakukan. Saya jalan ke Jawa Tengah, Kementerian PUPR juga terus melakukan itu (perbaikan-perbaikan).
Bagaimana dari sisi kelembagaannya?
Kemudian dari sisi kelembagaan, saya kira akan sama seperti tahun lalu, tugas akan dibagi habis oleh semua Kementerian/Lembaga terkait, karena Pak Presiden beberapa kali membahas ini di dalam rapat terbatas bersama Pak Menteri, dan Pak Presiden selalu mengatakan, ini adalah kerja bareng dari semua institusi.
Apa target dari Ditjen Hubdar dalam prosesi mudik ini?
Dari sisi semangat, kita mempunyai semangat bersama untuk melaksanakan arus mudik ini dengan motto yaitu "mudik selamat, guyub, rukun." Ini kita harapkan menjadi cerminan baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk melaksanakan mudik guyub, dengan mengedepankan keselamatan sampai tujuan. Sehingga bisa bertemu, bersilaturahmi dengan keluarga di kota tujuan.
Artinya, dari segi sarana, prasarana, infrastruktur, entitasnya juga kita sudah siapkan, kemudian masing-masing kementerian atau lembaga juga pasti akan membantu, mendukung sesuai tupoksinya masing-masing.
Bagaimana strategi agar perencanaan berjalan sesuai target?
Kalau masalah pendekatan bisa sifatnya umum, bisa sifatnya spesifik ya. Yang spesifik saya katakan di jalan tol misalnya. Di jalan tol kita sudah berjenjang strategi yang kita lakukan, mulai dari penghentian sementara pekerjaan, ada empat proyek besar di jalan tol Jakarta-Cikampek, Tol elevated, kemudian KCIC atau kereta cepat, kemudian LRT, itu kan kita berhentikan sementara sejak H-10 hingga H+10. Kemudian, ada pembatasan angkut kendaraan barang sumbu tiga.
Bagaimana angkutan ekspor impor?
Untuk angkutan ekspor/impor kita bebaskan. Diperbolehkan, tapi dengan catatan mereka harus mendaftarkan atau melaporkan agar nanti ada tanda khusus. Karena jangan sampai nanti semua kendaraan angkut berat beralasan ini barang ekspor impor kan, banyak itu nanti kan. Nah (pembatasan kendaraan angkut sumbu tiga) dibatasi dari tanggal 30,31 Mei, tanggal 1, dan 2 Juni itu untuk mudiknya. Untuk arus baliknya tanggal 8,9,10 Juni.
Selain pembatasan kendaraan berat, apalagi yang dilakukan?
Selain itu, kemudian untuk tol eleveted yang sekarang sudah terpasang gerdernya itu kita kembalikan fungsinya yang tadinya tiga lajur dikembalikan jadi empat lajur, itu dilakukan oleh pihak PT Jasa Marga. Kemudian memindahkan pintu tol Cikarang utama ke arah Bandung maupun ke arah Cikampek. Tadinya pintu tol Cikarang utama baik yang ke arah Bandung dan Cikampek kan digabung, itu salah satu penyebab menumpuknya kendaraan, nah sekarang kita buat sendiri-sendiri, arah Bandung sendiri, arah Cikampek sendiri. Jadi sekarang sudah kita pisah.
Kemudian, masalah contraflow, itu pasti akan dilakukan. Tapi itu sangat dinamis tergantung kebutuhan.
Bagaimana dengan one way?