Target Tiap Tahun, Zero Accident

- VIVA/M Ali Wafa
Nah ini yang menurut saya paling menentukan. Karena kalau kita membuat marka atau rambu jalan tidak susah sebenarnya, yang penting ada uang, kita bikin. Tapi seberapa jauh masyarakat bisa melihat bahwa rambu atau marka itu sebagai sarana untuk sadar apa yang ada di sekitar lokasi itu. Jadi menurut saya 50:50 lah ya. Artinya pemerintah sudah berbuat dengan berbagai macam ketentuan, kewenangan, kebutuhan, yang dianggap penting. Kalau itu mungkin masih belum optimal, berikutnya kita sangat mengharapkan kesadaran dari masyarakat untuk bersama-sama menciptakan keselamatan itu sendiri.
Misalnya, kalau anda menyopir sudah enam jam, ya anda harus istirahat. Kalau lelah ya istirahat. Jangan sampai karena ingin mudik  ke kampung halaman, euforia itu yang muncul, padahal badan sudah letih, sudah kelelahan, tapi tetap dipaksakan. Jadi jangan sampai dipaksakan.
Pendirian Posko Mudik, itu untuk mendukung apa?
Tahun lalu saya sudah melakukan dan mendirikan posko mudik di sepanjang jalan arus mudik, tahun ini saya lebih masifkan lagi. Tahun ini lima jembatan timbang saya jadikan posko mudik, kita siapkan di situ berbagai macam fasilitas untuk tempat istirahat. Jadi pengemudi yang kelelahan bisa beristirahat di situ.
Lima jembatan timbang di mana saja?
Itu di Majenang satu, kemudian di Brebes satu, kemudian di Jati Barang, kemudian di Gentong, satu lagi di Tasik juga ada.
Itu difungsikan sebagai posko sekaligus tempat beristirahat?
Iya, sebagai rest area. Dan nanti itu kita fungsikan juga ada fasilitas pijitnya, pos kesehatannya, ada bengkel di sana, dan sebagainya.Â
Selain itu, kita bekerja sama dengan Polri. Polri juga membangun posko Simpatik namanya. Contohnya jembatan timbang Losarang, dibuat Pos Simpatik sama kepolisian. Jadi memang sudah ada arahan dari kita, semua jembatan timbang di saat lebaran berhenti. Dan kemudian difungsikan sebagai rest area.
Jadi total ada berapa Posko Pemantauan mudik lebaran milik Kementerian Perhubungan?
Kalau jumlah posko Kementerian sendiri yang kita bangun itu ada 17 Posko di Jawa. Tapi kita harapkan nanti dikuatkan kembali oleh posko Dishub di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Dan saya minta semuanya sebagai posko penguatan dari kepolisian. Jadi tugasnya selalu berdua kami dengan kepolisian.
Terkait dengan kecelakaan. tren kecelakaan selama mudik sendiri sejauh ini seperti apa?
Kalau tren jumlah kecelakaan, setiap tahun itu menurun terus. Artinya kita selalu berupaya semaksimal mungkin untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan dengan melakukan berbagai upaya untuk mengurangi itu.
Kalau di tahun 2016 ada macet panjang yang menjadi fenomenal, yaitu Brexit. Ada yang meninggal dunia. Nah, kita setiap tahun di luar lebaran kan juga memiliki visi zero accident. Begitu ada RUNK (Rencana Umum Nasional Keselamatan) ada lima pilar yaitu infrastruktur - Kementerian PUPR, kendaraan - oleh Kementerian Perhubungan, untuk orang atau keselamatan pengemudi - oleh Kepolisian. Pos Kes atau masalah kesehatan - oleh Kementerian Kesehatan. Kemudian, managemen keselamatan-oleh Bappenas. Â Jadi artinya, semangatnya pemerintah melalui kementerian-kementerian terkait masalah ini adalah zero accident. Dan target kita memang menurunkan angka kecelakaan tiap tahunnya, baik angka kecelakaannya, dan juga jumlah korban-korbannya. Dan setiap lebaran kita evaluasi terus menerus, dan Alhamdulillah selalu ada penurunan. Jadi target sekarang, kita juga menurunkan itu.
Apa harapan Anda pada masyarakat, khususnya para pemudik?
Harapan saya ada kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Meskipun pemerintah yang mengeluarkan regulasi, membuat peraturan sedemikian rupa, tapi kan tanpa adanya peran serta masyarakat kita tidak ada artinya. Kalau masyarakat, yang bisa mengendalikan mereka kan diri sendiri dan lingkungan mereka sendiri. Jadi harapan kita adalah semakin lama perjalanan kita dalam mudik ini, harus diwarnai dengan satu visi yang sama dengan kita, yaitu Mudik selamat, Guyub Rukun. Harapan kita itu bisa masuk ke dalam hatinya masyarakat yang mau mudik. Sehingga dengan demikian saya sangat berharap kepada masyarakat sejak awal perjalanan sudah mulai mengatur perjalanannya.Â