Target Tiap Tahun, Zero Accident

Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Budi Setiyadi
Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Budi Setiyadi
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Untuk meminimalisir jumlah kecelakaan apa lagi yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan? Karena rampcek ini terkesan hanya dilakukan setahun sekali, kalau jelang lebaran baru dilakukan. Bagaimana anda melihat ini?

Sebenarnya begini, kalau terminal ini sudah efektif semua bus masuk ke terminal, adalah kewajiban kita untuk melakukan rampcek terhadap semua bus yang mau berangkat. Kalau jumlah busnya terlampau banyak, mungkin bisa kita lakukan dengan cara sample. Tapi seharusnya itu rutin dilakukan, jadi begitu bus mau keluar terminal, dia harus melewati rampcek. Kan rampcek itu tidak begitu rigit banget sebenarnya. Hanya melihat bagaimana remnya, bagaimana lampunya, dan sebagainya. Dan itu harus tetap dilakukan.

Tapi kalau untuk momen lebaran, untuk libur Natal dan tahun baru, itu pasti dilakukan. Karena saat itu permintaan tinggi.

Bagaimana untuk rampcek di bus-bus pariwisata?

Sama sebenarnya. Semua harus dilakukan rampcek.

Anda tadi mengatakan, selain bus pariwisata, seharusnya semua bus yang masuk ke terminal dilakukan rampcek. Tapi kita tahu saat ini masih banyak terminal-terminal dadakan. Bagaimana kontrol Kemenhub terkait dengan ini?

Iya, jangankan di saat lebaran untuk terminal dadakan, memang kita akui ada sedikit kelemahan. Namanya sebuah sistem. Tapi yang pasti kita akan lakukan perbaikan terus menerus, terutama dari sisi peraturan. Tidak hanya untuk terminal bayangan, yang bus pariwisata itu kan juga tidak masuk terminal. 

Jadi bagaimana pengawasannya?

Saya katakan rampcek itu prinsipnya bagi operator. Segala sesuatu yang terkait dengan aspek keselamatan itu harus kita utamakan. Kalau kita sepakat dengan itu semuanya, jangan sampai rampcek itu hanya menjadi beban pemerintah saja, operator juga harus melaksanakan, tapi setelah melaksanakan nanti ada jaminan bahwa sudah melakukan rampcek, nanti approval nya dari kita. Kalau menunggu dari pemerintah saja tidak akan mungkin itu dilakukan, karena banyak banget mobil yang harus dilakukan rampcek kan. Kita (pemerintah) tidak akan bisa optimal melakukan itu sendirian, yang bisa dilakukan oleh operator, ya sudah operator lakukan saja. 

Artinya Anda berharap operator juga ikut serta dalam mengutamakan keselamatan dengan cara melakukan rampcek mandiri secara berkala?

Iya.

Menurut aturan, berapa lama harus dilakukan rampcek?

Sebetulnya rampcek ini dilakukan, untuk mobil ini kan ada yang namanya uji berkala, yang rutin dilakukan setiap enam bulan sekali yang dilakukan lebih detil menggunakan alat tertentu. Kalau rampcek biasa itu tidak menggunakan alat, bisa dilakukan di lapangan dan di mana saja dengan mengecek remnya. Misalnya seperti kalau Pak Menteri datang ke terminal masuk ke kolong ban mobil untuk melihat suspensinya, bannya, lampunya, dan lain sebagainya.

Selain melakukan rampcek untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan, apalagi yang dilakukan?

Kecelakaan itu sebetulnya sangat relatif. Sebetulnya pemerintah sudah cukup banyak melakukan edukasi, pasang rambu, marka jalan, kemudian juga ada uji berkala tadi itu. Kemudian peran besar berikutnya terkait dengan masalah keselamatan, kita kembalikan kepada kesadaran masyarakat. Artinya masyarakat sebagai pemilik kendaraan, sebagai operator, sebagai pengusaha bus, atau masyarakat sebagai pengemudi. 

Kesadaran individu untuk menjaga keselamatan lebih kuat pengaruhnya untuk mencegah kecelakaan?

Halaman Selanjutnya
img_title