Mayor Heraldo Jebolan Akmil 2005 Melesat Jadi Komandan Pasukan Elite Pemukul Kodam Hasanuddin
VIVA – Komando Daerah Militer (Kodam) Hasanuddin telah melakukan pergantian komandan pasukan tempur pemukul reaksi cepat Batalyon Infanteri Raider 700/Wira Yudha Cakti.
Pergantian telah dilaksanakan dengan dipimpin langsung oleh Pangdam Hasanuddin, Mayor Jenderal TNI Totok Imam Santoso di Balai Prajurit Hasanuddin, Markas Kodam di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Berdasarkan siaran resmi Penerangan Kodam Hasanuddin dilansir VIVA Militer, Rabu 5 Juli 2023, jabatan Komandan Yonif Raider 700/WYC telah diserah terimakan dari Letnan Kolonel Inf Sarman kepada Mayor Inf Heraldo Tabasonda.
VIVA Militer: Serah terima jabatan Komandan Yonif Raider 700
Letkol Inf Sarman menyerahkan tongkat komandan Yonif Raider 700 karena dia dipromosikan untuk menjabat Komandan Komando Pendidikan dan Latihan Tempur (Dankodiklatpur) Resimen Induk Kodam (Rindam) Hasanuddin.
Mayor Inf Heraldo Tabasonda merupakan alumni Akademi Militer (Akmil) 2005. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Kasmin Kodam Hasanuddin.
Perlu diketahui, Mayor Inf Heraldo bukan orang baru di batalyon berstandar raider. Sebab sebelum pindah ke Sulawesi, Mayor Inf Heraldo pernah berdinas di Yonif Raider Khusus 136/Tuah Sakit milik Kodam Bukit Barisan. Ketika itu ia bahkan dipercaya menjadi Wakil Komandan Batalyon.
VIVA Militer: Serah terima jabatan Komandan Yonif Raider 700
Dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya, maka Mayor Inf Heraldo mencatatkan namanya sebagai perwira TNI Angkatan Darat yang ke-43 yang menjabat Komandan Yonif Raider 700.
Yonif Raider 700/WYC merupakan satu-satu batalyon yang berkualifikasi raider dan pasukan lintas udara yang dimiliki Kodam Hasanuddin. Batalyon ini berdiri sejak tahun 1967 dengan komandan pertama Kapten Inf M. Frans Karangan.
Baca: Mayor Eks Dantim Kontra Opini Satuan Intel Koopssus TNI Jadi Komandan Nagapasa Kopasgat
Israel Akhiri Operasi di Daerah Jabalya, Fokus Dialihkan ke Rafah
Pasukan Israel telah mengakhiri operasi di wilayah Jabalya di Gaza utara setelah pertempuran sengit selama berhari-hari dan lebih dari 200 serangan udara.
