Menperin Agus Gumiwang Bicara soal Perpanjangan PPnBM Mobil

Ilustrasi insentif PPnBM DTP untuk mobil.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa

VIVA – Insentif pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah atau PPnBM DTP untuk kendaraan bermotor non LCGC dengan harga di bawah Rp250 juta, akan berakhir di penghujung bulan ini.

Aksi Sopir Pikap Ini Dipuji Warganet, Berani Hadang Dua Bus Lawan Arus

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa industri otomotif merupakan sektor sangat penting di Indonesia, khususnya dalam penjualan kendaraan roda empat. Itu sebabnya, pemerintah memberi relaksasi tersebut

“Telah terbukti industri otomotif menjadi bagian terpenting dalam pertumbuhan ekonomi nasional, bukan hanya manufaktur melainkan peningkatan perekonomian indonesia,” ujar Menperin di Balai Sidang Jakarta Convention Center, dikutip VIVA Otomotif Selasa 15 Maret 2022.

Video Toyota Calya Terjebak di Lumpur, Ada Cara Aman untuk Lolos

Agus menuturkan, untuk memperpanjang aturan PPnBM tersebut membutuhkan proses yang cukup lama. Meski belum ada kepastian mengenai hal tersebut, namun pemerintah sedang mengupayakan.

Menperin Agus Gumiwang hadir di Jakarta Auto Week 2022

Photo :
  • VIVA/Muhammad Thoifur
Perlindungan Cat Mobil Berkualitas Tinggi Hadir di Jakarta Selatan

“Perpanjangan PPnBM yang saat ini belum juga selesai, nanti minggu-minggu terakhir baru kami bisa jawab,” tegasnya.

Meski begitu, pemerintah tetap mengusahakan perpanjangan PPnBM untuk pembelian mobil harga Rp200 juta hingga Rp250 juta pada tahun ini. Lantaran, hal tersebut memberikan dampak positif terhadap peningkatan penjualan mobil produksi dalam negeri.

Menperin menuturkan, kinerja penjualan mobil peserta PPnBM DTP tahun lalu pada periode Maret-Desember 2021 sebanyak 519 ribu unit, meningkat sebesar 113 persen (275 ribu unit) dari periode yang sama tahun sebelumnya. 

Agus memberitahu, ada proposal baru dari berbagai manufaktur, termasuk industri pembuatan baterai mobil listrik.

“Kami sudah mendapatkan banyak proprosal dari berbagai manufaktur, termasuk industri yang berdiri sendiri yang ingin investasi baterai, tapi ada juga manufaktur otomotif sendiri yang akan masuk,” tambahnya.

Meski demikian, ia mengaku tidak bisa memberitahu siapa saja yang terlibat dalam hal itu. “Atas permintaan dari para calon investor, saya tidak bisa membuka siapa saja yang akan melakukan investasi,” tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya