Pakai LFP Tidak Dapat Insentif, Chery Lirik Baterai Nikel

Chery Omoda E5
Sumber :
  • VIVA.co.id/Arianti Widya

Jakarta, 6 Februari 2024 – PT Chery Sales Indonesia menunjukkan komitmennya untuk mendukung industri baterai mobil listrik di Indonesia. Pada peluncuran mobil listrik Omoda E5 Senin tadi malam, CSI menyatakan akan menggunakan baterai berbasis nikel untuk mobil listriknya di masa depan.

Pemerintah Sudah Kantongi Rp 112 Miliar Pajak Transaksi Kripto pada 2024

"Untuk memperdalam lokalisasi Chery, kami berkomitmen untuk membawa lebih banyak peluang dan pengembangan ke negara ini. Kami akan mempertimbangkan untuk menggunakan baterai berbasis nikel di jajaran produk kami berikutnya," ujar Assistant President Director CSI, Zeng Shuo, dikutip VIVA Otomotif di Jakarta Pusat.

Chery menyatakan, bahwa untuk seri Omoda E5 saat ini menggunakan baterai jenis Lithium Ferro Phosphate alias LFP yang sama sekali tidak menggunakan nikel sebagai bahan baku.

Orangtua Anak yang Tabrakkan Mobil di Mall Jadi Konsumen Chery

Padahal, pemerintah melalui Kementerian Keuangan sudah menyediakan insentif khusus berupa pembebasan pajak pertambahan nilai alias PPN untuk barang tambang termasuk bijih nikel yang akan diolah menjadi bahan baku pembuatan baterai mobil listrik. 

Test drive Chery Omoda E5

Photo :
  • VIVA/Arianti Widya
Fortuner vs Pajero Sport Bekas, Pajak Tahunannya Murah Mana?

"Saat ini, baterai yang kami gunakan adalah LFP. Kami sedang menyesuaikannya secara bertahap," kata Executive Vice President CSI, Qu Jizong.

CSI membeberkan, bahwa saat ini Omoda E5 memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri atau TKDN sebesar 40 persen. Unit dirakit di pabrik PT Handal Indonesia Motor, yang berlokasi di Bekasi.

Di masa depan, CSI berkomitmen untuk meningkatkan TKDN hingga 60 persen serta menggunakan pasokan baterai lokal untuk membantu mengakselerasi pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Komitmen Chery untuk menggunakan baterai nikel sejalan dengan kebijakan pemerintah yang ingin mendorong penggunaan baterai nikel untuk kendaraan listrik.

Hal ini juga mendukung Indonesia sebagai produsen nikel terbesar di dunia dengan produksi 1,6 juta metrik ton pada tahun 2022.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya