- Carnewsindia
VIVA.co.id – Dua pabrikan mobil asal Jepang, Toyota dan Suzuki mengumumkan sepakat menjalin kerja sama dalam hal pengembangan teknologi. Kerja sama itu berkutat pada pengembangan teknologi lingkungan, keamanan, dan informasi, serta saling memasok produk dan komponen. Kerja sama ini adalah kelanjutan dari perjanjian yang dilakukan pada Oktober 2016 lalu.
Presiden Toyota Akio Toyoda mengungkapkan, kerjasama tersebut sangat penting dilakukan, untuk menjamin persaingan yang adil dan bebas dalam industri otomotif. Kata dia, kedua perusahaan nantinya bakal segera membentuk kerangka kerja implementasi untuk mewujudkan beberapa hal yang telah disepakati bersama.
"Jika Anda menjalankan sebuah perusahaan, Anda harus terus menghadapi tantangan. Anda menjalankan perusahaan untuk kepentingan masyarakat dan ini tetap tidak berubah," kata Akio seperti yang dilansir Paultan, Senin 6 Februari 2017.
Dalam kerja sama itu diharapkan Toyota bisa belajar banyak dari Suzuki yang menjadi spesialis pembuat mobil mini dan berjenis kompak. Nantinya, produk yang dihasilkan diharap bisa memenuhi kebutuhan konsumen di seluruh dunia.
"Saya benar-benar bersyukur, karena telah diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan perusahaan seperti Suzuki, dengan semangat yang meluap, Toyota berharap, bisa belajar banyak," ungkapnya menambahkan.
Sementara itu, Chairman Suzuki, Osamu Suzuki, mengaku sangat antusias menjalin kerjas ama dengan Toyota. Dia mengakui, teknologi yang ada pada mobil produksi Toyota saat ini terbilang canggih. Berbeda dengan pabrikannya yang disebut masih tertinggal dengan Toyota.
"Kami sekarang berdiri di titik awal untuk membangun hubungan kerja sama yang konkret. Saya ingin memberikan upaya ini sepenuhnya, kami bertujuan menghasilkan sesuatu yang bisa membuat Toyota menyimpulkan bila merupakan keputusan yang tepat bagi Toyota untuk bekerja sama dengan Suzuki," katanya. (asp)
Gaikindo Ungkap Alasan Penjualan di Industri Otomotif Merosot
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan industri otomotif di awal tahun 2024 (Januari-April) mengalami penurunan hingga 22 persen..
