Main Film, Reza Smash Perankan Ketua PPKI Pertama di Mesir
- Beno Junianto/VIVA.co.id
VIVA – Tak mau kalah dengan personel Smash lainnya, yakni Morgan Oey dan Bishma Kharisma, Reza Anugrah melebarkan sayapnya menjadi seorang aktor. Ia membintangi film layar lebar perdananya yang berjudul Moonrise Over Egypt.
Tak tanggung-tanggung, Reza langsung mendapat peran yang tak biasa. Reza menjelma menjadi tokoh nasional penting, yaitu Muhammad Zein Hassan, Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pertama di Mesir.
Film bergenre biopik ini garapan rumah produksi TVS. Film tersebut juga jelas membuat Reza tertantang. Hal itu diungkapkan Reza saat berkunjung ke kantor VIVA di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur, Kamis, 15 Maret 2018.
"Masih enggak percaya bisa bermain film. Ini film pertama aku ya. Film ini bukan film yang mainstream, ini film yang penuh makna, bersejarah dan luar biasa," kata Reza.
"Karena film ini makna sejarah, aku terima tawarannya. Aku casting di saat seluruh pemain sudah reading tiga minggu. Bagaimana caranya aku harus ngejar ketertinggalan aku sama teman-teman lainnya. Itu tantangan banget sih ya. Alhamdulillah semua bisa terlewati," sambung Reza.
Saat disinggung akankah dia 'membalap' kedua rekannya yang sudah terlebih dahulu berakting, Reza punya jawaban yang bijak.
"Namanya rezeki ya di mana akan aku kerjakan. Enggak ada tuh namanya balap membalap. Rezeki sudah ada yang mengatur ya, semua pekerjaan di dunia hiburan pasti akan saya jajal, karena saya suka tantangan baru, salah satunya mengambil tawaran film ini," ucap Reza.
Ia juga mengatakan bahwa teman-teman personel Smash lainnya juga mendukungnya terjun ke dunia seni peran. Sebagai teman dan rekan kerja, mereka selalu saling mendukung satu sama lain.
"Aku jarang bertemu Morgan, tapi dia (Morgan) tahu aku sekarang berakting. Dia support kok," ujarnya.
Reza mengaku tak main-main memerankan tokoh Muhammad Zein Hassan. Namun, ia juga sempat merasa kesulitan dan terbebani saat syuting film itu. Reza pun harus banyak belajar dengan membaca buku-buku sejarah, untuk membantu aktingnya.
"Sempat kesulitan dan beban ya memerankan sosok Hassan, karena sosok ini bukan fiktif. Sosok ini nyata adanya. Beliau menjadi saksi perjuangan diplomatik bersama. Bahagianya, aku bisa bertemu langsung dengan putra dari yang bersangkutan, dan aku dikasih buku untuk dipelajari. Buku itu aku baca untuk mendalami karakter Hassan yang tegas, setia dan sangat benci pengkhiatanan apalagi mengkhianati bangsa," katanya.