Rahasia Haji Bolot Tetap Seger Buger di Usia 81 Tahun

Haji Bolot
Sumber :

JAKARTA – Muhammad Sulaeman Harsono atau yang lebih dikenal dengan nama Haji Bolot merupakan seniman lenong Betawi yang namanya sangat masyhur di dunia hiburan Tanah Air.

Tragedi DBD, Kisah Meninggalnya Seorang Anak di Lampung

Haji Bolot memulai kariernya pada tahun 1993 di sinetron Pepesan Kosong bersama Malih dan Mpok Nori. Dari sanalah popularitasnya semakin dikenal masyarakat luas.

Dalam setiap lawakannya, Bolot dikenal sebagai pria yang tunarungu, dia hanya dapat mendengar kalau berhubungan dengan wanita, uang dan makanan. Hampir di setiap lawakannya, Bolot selalu ditemani oleh Malih Tong Tong.

Eko Patrio Ungkap Sakit yang Diidap Parto Hingga Harus Dioperasi

Kini pria kelahiran Maret 1942 itu telah berusia 81 tahun, namun kondisi fisik Bolot masih terlihat gagah atau segar bugar dibandingkan orang seusianya. Saat berbincang dengan Indra Herlambang, Bolot mengungkap rahasia sehat di usia kepala delapan.

Keberadaan Astronot Terancam, Hal Mengerikan Ini Muncul di Luar Angkasa

“Gua satu butir pun belum pernah makan obat dokter, sebab gua belom pernah sakit, sampai sekarang demi Allah,” ujar Bolot dilihat dalam unggahan akun Instagram lagi.viral, Senin, 31 Juli 2023.

Selain tak pernah mengkonsumsi obat dokter, ternyata Bolot juga menerapkan tiga prinsip hidup yang telah dipegangnya sejak lama, yakni jangan terlalu berambisi, hindari sifat sirik dan beramal.

“Manusia hidup cuma tiga syaratnya, pertama jangan terlalu ambisi, kite mau jadi pejabat atau jadi artis, jangan terlalu ambisi, nanti kalau gak tercapai jadi stres,” kata Bolot

“Kedua, jangan mempunyai sifat sirik, temen mau beli apa kek, mau punya apa kek nggak usah syirik. Ketiga, banyakin sedekah, manusia hidup, mendapat rezeki 1000 perak aja itu ada hak orang dua setengah persen, kata ustaz, kalo kita dapet rezeki 100 ribu, kita harus sisihin lagi Rp2.500 taro dikotak,” sambungnya

Bolot menyarankan, saat hendak menyisihkan rezeki untuk beramal, lebih baiknya ditabung terlebih dahulu. Setelah satu bulan atau satu tahun uangnya terkumpul, baru diserahkan kepada yang membutuhkan.

“Kotaknya taro di rumah kita. Nanti kira-kira sebulan atau setahun sekali, kita buka, baru kita bagikan kepada anak yatim”

Bolot beranggapan tiga hal tersebut merupakan sumber penyakit yang tidak banyak diketahui orang. “Karena yang jadi penyakit tuh itu” pungkasnya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya