Cerita Dian Sastro Dikepung Makhluk Gaib Saat Baru Mualaf: Gue Rasanya Kaya Mau Mati

Dian Sastro berlibur di Bali
Sumber :
  • instagram @therealdisastr

VIVA – Artis senior Dian Sastro Wardoyo baru-baru menceritakan kisah perjalanannya menjadi mualaf. Selain itu, ia juga bercerita tentang kisah horornya di Bali

Kisah mistis yang dialami pemeran film Ada Apa dengan Cinta ini terjadi beberapa tahun silam. Seperti apa kisahnya? Simak informasi selengkapnya berikut ini.

Kisah mistis Dian Sastro dikepung makhluk gaib

Dian Sastrowardoyo

Photo :
  • Instagram/therealdisastr

Kisah itu diceritakan Dian Sastro saat hadir di podcast Denny Sumargo. Kala itu dia baru mualaf dan hanya bisa membaca surah Al-fatihah.

“Gue baru-baru mualaf lagi. Baru ngafalin Al-fatihah terus baru bisanya itu doing,” kata Dian Sastro, dikutip dari tayangan YouTube Denny Sumargo, Senin, 18 Maret 2024.

Ia diajak ke lokasi hotel yang cukup sepi dan melihat situs lokasi pemboman. Saat itu ia bersama teman wanitanya menginap di salah satu hotel dekat lokasi terjadinya bom Bali, tepatnya di kawasan Legian.

Di hotel tersebut ia mengalami hal mistis. Dia hanya berdua bersama temannya, namun ia merasakan bahwa kamarnya begitu ramai.

KPU Prediksi Jumlah Calon Kepala Daerah dari Perseorangan Menurun

“Gue tidur sama Mbak Raya. Itu kan gua doing berdua tapi rasanya rame banget satu kamar. Terus gue baru bisanya doa kan Al-fatihah doing. Berdoalah gue tengah malam,” ucapnya.

Berasa mau mati dikepung makhluk gaib sekampung

Korban Bom Bali 2002: Bali Aman untuk Penyelenggaraan Event-Event Besar

Dian Sastrowardoyo

Photo :
  • VIVA.co.id/Rizkya Fajarani Bahar

Kejadian itu adalah titik terendah dalam hidupnya. Bahkan ia merasakan seperti mau mati. Beruntung ia tidak bisa melihat sosok makhluk gaib tersebut.

Strategi Irjen Sandi dan Anak Buah Sukseskan World Water Forum di Bali

“Ni titik terendah dalam hidup loh. Gua rasanya kaya mau mati. Gua nggak bisa lihat untungnya,” ujarnya.

Meskipun ia tidak bisa melihat para makhluk halus tersebut di hotel tempatnya menginap, ia sangat sensitive dengan kehadiran mereka. Rasanya seperti di geruduk satu kampong.

“Tapi gua ngerasa sensitif banget. Rasanya ya rame banget dan makin dekat. Ya ampun Tuhan. Ya gua cuma bisa doa aja. Itu perasaan kaya lagi disamperin, kaya banyak banget orang sekampung,” timpalnya lagi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya