Etika Berjejaring: Jarimu Harimaumu!

Kemenkominfo gelar webinar literasi digital
Sumber :
  • Kemenkominfo

VIVA – Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan Webinar Literasi Digital di Kabupaten Tangerang, Banten pada tanggal 29 Februari 2024 dengan mengusung tema “Etika Berjejaring: Jarimu Harimaumu!”. Webinar ini sebagai bentuk peran aktif Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital. Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 1.000 siswa Madrasah Tsanawiyah Kab. Tangerang.

Aisar Khaled dengan Fuji Semakin Dekat, Warganet Ramai Senggol Thoriq Halilintar

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang mengacu pada kerangka kerja dalam Road Map Literasi Digital 2020 - 2024, disebutkan bahwa pada tahun 2022 Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5.00. Dalam upaya mendukung transformasi digital, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu Kecakapan digital, Etika digital, Budaya digital, dan Keamanan digital.

Webinar dimulai dengan sambutan dari Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan yang menekankan pentingnya peningkatan literasi digital untuk mendorong perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia.

Menkominfo Siapkan Sistem Keamanan Siber

Semuel menambahkan dalam upaya perwujudan transformasi digital, talenta digital Indonesia perlu dipersiapkan agar mampu menghadapi perubahan serta memanfaatkan perkembangan digital. Tak kalah penting, talenta digital Indonesia diharapkan memiliki kemampuan menanggulangi resiko yang muncul dalam proses transformasi digital. Akselerasi literasi digital ditujukan pada masyarakat umum, pemerintahan dan pendidikan yang mengacu pada empat pilar utama program literasi digital, yaitu Kecakapan Digital, Keamanan Digital, Budaya Digital dan Etika Digital.

Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, Budi Arie Setiadi membuka webinar sekaligus memberi sambutan dengan memaparkan data indeks literasi Indonesia yang berada di angka 3.64 dari skala 5 atau tingkat “sedang”. Kondisi ini mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia untuk membuka kesadaran masyarakat akan peran penting literasi digital baik dalam kehidupan sehari - hari hingga mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa. Menkominfo mengajak masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan literasi digital untuk mewujudkan Indonesia #MakinCakapDigital, terkoneksi dan semakin maju.

Clara Shinta Terima Ancaman Cyber, Diduga Akibat Sebarkan Video Gus Miftah

Kegiatan webinar dilanjutkan dengan paparan dari narasumber pertama, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kankemenag Kab. Tangerang, H. Abdullah Hasyim, S.HI.,M.M. Etika digital menjadi fokus pertama yang disampaikan Abdullah. Selayaknya di kehidupan nyata, sopan santun, mawas diri serta kemampuan memilah hal positif dan negatif juga harus diterapkan di dunia digital. Dalam menggunakan media digital, anak harus diberi pemahaman sedari dini untuk bisa mawas diri, paham akan budaya Indonesia serta memberi informasi mengenai bahaya cyber bullying.

“Kita harus bisa meningkatkan literasi digital kita untuk mengejar kecerdasan, ingat bahwa ketika kita menggunakan teknologi harus mengutamakan yang namanya etika, sebagai manusia kita harus bisa memanfaatkan teknologi dengan bijak, agar bisa menjadi wadah yang baik di kehidupan kita sendiri dan
orang lain,” ujar Abdullah.

Maraknya kejahatan digital yang kerap terjadi dewasa ini, menjadi keprihatinan Dr. Beavola Kusumasari, selaku Sekjen IAPA dan Dosen Senior di Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM. Sebagai narasumber kedua kegiatan webinar, Beavola menyampaikan cara menggunakan media digital dengan aman terutama untuk anak. Digital Safety perlu diterapkan sedari dini untuk mencegah tersebarnya informasi pribadi ke pihak tidak bertanggung jawab. Selain itu, juga perlu membangun kebiasaan menggunakan media digital secara aman dengan mengidentifikasi informasi. Pastikan informasi yang kita dapat berasal dari sumber yang terpercaya dan kredibel lalu periksa ulang informasi melalui sumber lain untuk mendapatkan validasi.

“Keamanan digital memang agak sedikit ribet, tapi yang sedikit ribet itu yang bisa membuat keamanan kita terjaga. Jangan mudah percaya dengan apa yang kita lihat di media sosial, karena tidak ada yang aman 100% di dunia digital, yang bisa kita lakukan adalah mengurangi resikonya sedapat mungkin. Selalu berfikir kritis, jangan mudah memberi informasi dan menerima informasi dari orang lain,” tegas Beavola.

Sejalan dengan paparan Beavola, Khanza Putri sebagai seorang Key Opinion Leader (KOL) juga menyampaikan urgensi menggunakan teknologi secara bijak, terutama untuk anak. Sebagai narasumber ketiga dalam webinar “Etika Berjejaring: Jarimu Harimaumu!”, Khanza mengingatkan para pengguna media digital untuk tidak malas membaca dan tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumber nya. Selain bijak dalam menggunakan teknologi, pesatnya digitalisasi juga ditandai dengan keberadaan beragam jenis sosial media. Pemahaman akan jenis sosial media, seperti Facebook, Instagram dan Youtube perlu disampaikan oleh orang tua, sembari membimbing, mengawasi dan membatasi anak dalam mengakses sosial media yang sesuai dengan usia.

“Kesimpulannya adalah kita dapat mencapai kecakapan digital jika kita tahu dan paham ragam dan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital, dengan mengetahui dan memahami kedua lanskap digital ini kita akan bisa lebih paham cara penggunaan teknologi,” tutup Khanza.

Kegiatan webinar juga diisi dengan sesi tanya jawab antara peserta dan pembicara. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan siswi adalah “Bagaimana cara agar kita tidak menjadi korban cyber bullying di sosial media?” Pertanyaan ini dijawab oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kankemenag Kab. Tangerang, H. Abdullah Hasyim, S.HI.,M.M, beliau menyampaikan pelaku cyber bullying ataupun cyber stalking adalah orang yang tidak beretika dan tidak jujur pada diri sendiri karena seringkali menggunakan akun palsu. Kita sebagai pengguna teknologi harus menjadi diri sendiri, miliki satu akun saja serta gunakan teknologi secara bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia #MakinCakapDigital melalui berbagai kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut silahkan kunjungi Website www.literasidigital.id, Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page Literasi Digital Kominfo dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya