- The Independent
VIVA – Adu bacot antara dua bintang tinju kelas berat, Anthony Joshua dengan Deontay Wilder, memanaskan situasi di luar ring. Keduanya tak ragu untuk menyerang psikologis masing-masing demi meningkatkan daya jual demi mewujudkan potensi bertarung.
Wilder sempat menghina Joshua terlebih dulu. Kekalahan Joshua dari Andy Ruiz Jr, memancing mulut kotor Wilder.
Usai kekalahan dari Ruiz, Joshua disebut sebagai juara palsu oleh Wilder dan seluruh karier tinjunya cuma rekayasa.
Kemudian, di Desember 2019, Joshua mengembalikan kehormatannya dengan mengalahkan Ruiz. Nasib sial malah dialami Wilder, dua bulan kemudian.
Februari 2020, The Bronze Bomber kehilangan sabuk juara usai kalah dari Tyson Fury.
"Saya buka catatan, dan melihat daftar panjang yang harus diungkap. Saya sudah mendapatkan sebutan yang pantas untuk seorang Wilder," kata Joshua dikutip SI Boxing with Chris Mannix.
"Lebih terhormat tak menghajar orang yang sedang jatuh. Dia sedang ada di atas. Saya harus berpegang teguh pada prinsip. Namun, pada kenyataannya, saya dengan Wilder itu berbeda. Dia sesuai dengan apa yang kita sebut pecundang. Saya tidak seperti itu, karena lebih laki-laki," lanjutnya.
Joshua juga menyatakan Wilder seharusnya bisa bersikap lebih jantan dengan menghinanya secara langsung. Melempar perang urat saraf lewat media sosial, disebut Joshua, sebagai tindakan seorang banci.
"Terlebih, saya ini duta dari olahraga. Saya mau bersih, mewakili sponsor, DAZN dengan layak. Saya mau menghindari stereotip yang beredar di kalangan petinju kelas berat. Sulit, tapi harus dilakukan agar tak ceroboh," ujar petinju asal Inggris itu.
Tak lupa, Joshua melayangkan prediksinya terkait rematch Fury kontra Wilder. Dalam duel trilogi itu, Joshua yakin Wilder akan dibuat terkapar lagi oleh Fury.
