Belajar dari Cedera Eko Yuli Irawan, Indonesia Harus Punya Recovery Center

Eko Yuli Irawan
Sumber :
  • NOC Indonesia

Jakarta – Eko Yuli Irawan akan tampil di Olimpiade 2024 Paris. Ini adalah Olimpiade kelima sepanjang yang dia ikuti secara beruntun. Sayangnya, dalam menatap pesta olahraga empat tahunan kali ini, dia dibayangi cedera lutut yang belum pulih 100 persen.

Timnas Indonesia U-23 Vs Uzbekistan, Sama-sama Bidik Sejarah Lolos Olimpiade

Tampil di International Weightlifting World Cup di Phuket, Thailand, Selasa 2 April 2024, Eko Yuli mencatatkan angkatan snatch 133kg. Tapi di clean and jerk, dia tak bisa menyelesaikan dengan sempurna.

“Saya sengaja hanya melakukan angkatan pertama Snatch 133kg dan tidak melanjutkannya untuk angkatan kedua dan ketiga. Begitu juga saat gagal melakukan angkatan pertama 166kg untuk angkatan clean and jerk. Apalagi, saya sudah memastikan tiket kelas 61kg di Olimpiade 2024 Paris,” kata Eko Yuli. 

Erick Thohir : Satu Game Lagi Sudah Kunci ke Olimpiade, Kalau Dua Game Kita Juaranya

Pria kelahiran Metro, Lampung,  24 Juli 1989 ini mengalami cedera kaki kiri yang belum pulih dan terasa mengganggu saat melakukan angkatan. Cedera ini merupakan bawaan saat dia tampil di angkat besi SEA Games 2023 Kamboja.

Aksi Atlet angkat besi Indonesia, Eko Yuli Irawan di SEA Games 2023

Photo :
  • ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Pertama dalam 36 Tahun Korsel Gagal Lolos Olimpiade, Rekor Dihancurkan Timnas Indonesia U-23!

Diakui Eko Yuli cedera pada kaki kirinya ini sudah ditangani dan membaik. Tapi karena jadwal tanding yang padat guna merebut tiket ke Olimpiade 2024 Paris, proses pemulihan jadi lambat.

“Cedera kaki kiri memang sudah ditangani tetapi karena padatnya event membuatnya masih terasa. Makanya, saya butuh recovery setelah habis tampil di Piala Dunia Angkat Besi 2024 sehingga bisa menyumbangkan medali bagi Kontingen Indonesia saat tampil di Paris nanti,” tuturnya.

Tampil di Olimpiade dengan adanya gangguan cedera bukan kali ini saja dialmi Eko Yuli. Dia pernah merasakannya juga ketika merebut medali perunggu di Olimpiade 2008 dan 2012. Masalah di lutut juga menimpa dia saat dapat medali perak Olimpiade 2016.

Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari mengatakan, sudah saatnya recovery center dibuat di Indonesia. Belajar dari pengalaman Eko Yuli, adanya recovery center bisa membantu percepatan pemulihan.

“Kebutuhan terhadap pusat pemulihan atlet elite atau elite athletes recovery center sangat mendesak mengingat banyaknya potensi cedera pada atlet unggulan kita. Recovery is part of training," ujar Okto.

"Saya sudah minta langsung kepada Menpora dan katanya mau dibuat di Cibubur. Dibutuhkan peralatan dan SDM yang sangat profesional agar bisa mencegah dan mengatasi cedera atlet,” imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya