- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Sektor ganda putra tim bulutangkis Indonesia sangat terkenal dengan regenerasi yang konsisten dan sukses. Sederet prestasi mendunia seolah tak terputus mampu direngkuh duet arjuna Pelatnas Cipayung.
Tak hanya itu, sejumlah bintang ganda putra anyar sepertinya selalu cepat mencuat menggantikan para seniornya yang telah lebih dulu bersinar.
Terhitung sejak akhir era 90-an, munculnya nama Candra Wijaya/Sigit Budiarto lalu dilanjutkan oleh Alvent Yulianto/Luluk Hadianto hingga Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan kini melejitnya Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
Lantas, formula apa yang sebenarnya jadi kunci keberhasilan dari cukup baiknya peralihan generasi tersebut? Kepala pelatih ganda putra Pelatnas PBSI, Herry Iman Pierngadi pun menuturkan rahasianya.
"Saat ini, sebagian besar pelatih ganda putra di semua klub di Indonesia sekitar 90 persen adalah mantan pemain jebolan Pelatnas Cipayung. Jadi program yang dulu saya berikan kepada mereka, sekarang hampir sama diterapkan di klub-klub yang kini dipegangnya," ungkap coach Herry IP kepada VIVA.
"Sehingga pola latihannya relatif sama, jadi kenapa prestasi ganda putra kita naik, karena program yang didapat pemain saat di klub tak jauh beda dengan pola yang saya berikan di pelatnas," tambahnya.
Bahkan, kondisi tersebut kerap sudah bisa dideteksi pria berjuluk pelatih Naga Api ini saat sang pemain belum masuk skuat pelatnas.
"Contohnya saat ada seleksi Kejuaraan Junior Asia atau Kejuaraan Dunia Junior, ayo latihan nanti saya kasih pola dan ternyata mereka sudah tahu polanya," tutur pelatih yang telah lebih dari 20 tahun menjadi juru taktik ganda putra pelatnas itu.
