Pengakuan Hendra Lolos ke Final All England dalam Kondisi Cedera

Pebulutangkis Indonesia, Mohammad Ahsan.
Sumber :
  • Twitter: All England

VIVA – Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kembali menunjukkan dirinya masih bertaji. Ganda senior ini akhirnya kembali membuktikan dirinya belum habis setelah mampu merebut tiket ke final BWF World Tour Super 1000 All England Open 2022. 

BNI Dukung Tim Thomas dan Uber Cup Indonesia

Berkat kemenangan itu, satu gelar sudah pasti bisa direbut pemain Merah-Putih karena bakal terjadi all Indonesian finals.

Dalam pertarungan yang berlangsung di Utilita Arena, Birmingham, Sabtu 19 Maret petang waktu setempat, Hendra/Ahsan tampil ciamik. Mereka mampu menunjukkan pengalaman dan permainan yang jauh lebih menawan dibanding sang lawan yang lebih muda, He Ji ting/Tan Qiang asal China.

Dulu Bawa Indonesia Sabet Emas SEA Games, Pramudya Kusumawardana Kini Bela Australia

Dalam laga selama 48 menit, pasangan berjulukan The Daddies ini akhirnya menang rubbergame, 21-16, 14-21 dan 21-13. Berkat kemenangan ini, mereka pun lolos ke final untuk bersua juniornya di Pelatnas Cipayung, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri yang lebih dulu melaju ke partai puncak turnamen tertua tersebut setelah beberapa jam sebelumnya sukses mengalahkan pasangan dua kali juara All England, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, 22-20, 13-21 dan 21-16 dalam 58 menit.

Dalam pertandingan tersebut, Ahsan sebenarnya belum fit seratus persen. Cedera betis kirinya belum pulih benar. Cuma memang kondisinya lebih mendingan dibanding hari sebelumnya.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

“Cedera saya sebenarnya masih terasa sakit, tetapi sudah lebih baik dibanding kemarin. Di gim kedua, kami bermain terlalu lambat terutama saya karena cukup merasakan sakit. Di gim ketiga, saya hanya fokus saja di pertandingan dan tidak memikirkan soal rasa sakit,” ujar Ahsan dalam keterangan tertulis PBSI.

“Dari awal kami sudah memegang kendali permainan dengan menyerang lebih dulu. Apalagi menang angin sehingga lebih enak untuk menyerang. Di gim kedua, pengembalian kami banyak yang nanggung dan terserang terus. Tetapi di gim ketiga pola permainan kami kembali seperti gim pertama. Langsung menyerang dan berjuang untuk tidak mau kalah saja,” timpal Hendra.

Anthony Sinisuka Ginting melawan Viktor Axelsen di Thomas Cup

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

Thomas Cup dan Uber Cup merupakan salah satu kompetisi bulutangkis bergengsi di dunia dengan menggunakan sistem beregu putra dan putri.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024