Kulit Ceker Ayam Berhasil Disulap Jadi Sepatu Keren, Pria Ini Mendunia

Nurman Farieka (kanan) saat menyulam sepatu dari kulit ceker ayam.
Sumber :
  • Astra

Bandung – Biasanya barang-barang bermerek menggunakan kulit hewan buas seperti buaya, harimau, maupun ular. Namun, berbeda dengan seorang pengrajin bernama Nurman Farieka Ramdhany karena ia memanfaatkan kaki kulit ayam sebagai bahan baku sepatunya. 

Sri Mulyani Buka Suara soal Harga Sepatu Rp 10 Juta Kena Pajak Rp 31 Juta

Pengusaha kreatif satu ini mengaku terinspirasi membuat sepatu dari ceker ayam saat dirinya makan mie ayam. Kemudian, pada tahun 2015 ia fokus untuk mengembangkan sepatu dan produk tersebut melalui pengembangan inovasi kekinian. 

Pada awalnya, untuk mengumpulkan modal membuat sepatu dari kulit ceker ayam tersebut, Nurman memproduksi sepatu kulit kasual hingga dikenal oleh para pelanggan. Ia kemudian mulai mengembangkan inovasi dengan memakai kulit ceker ayam sebagai bahan utama.

Sri Mulyani Buka Suara soal Warga Beli Sepatu Rp10 Juta, Kena Pajak Rp31 Juta

Ilustrasi ayam.

Photo :
  • Istimewa

Selain itu, Nurman juga fokus pada cara perawatan ceker ayam supaya menghasilkan warna yang cantik dan unik dengan teknologi penyamakan yang telah diuji coba selama satu tahun. Sepatu berbahan dasar kulit ayam tersebut kemudian diberi nama Hirka. 

Daftar Juri SATU Indonesia Awards 2024, Ada Raline Shah

Seiring berjalannya waktu, Nurma mulai memproduksi sepatu dan memamerkan karya di INACRAFT pada 2017. Ia juga berhasil mendapatkan penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2019 lalu. 

Nurman menjalankan usaha ini bukan hanya sekedar mendapatkan keuntungan, tapi ia berupaya menjembatani pasar dan para pengrajin. Sehingga keperluan kedua belah pihak bisa terpenuhi sesuai ekspektasi dan pengrajin pun bisa memproduksi sesuai keinginan pasar. 

Nurman Farieka (kanan) saat menyulam sepatu dari kulit ceker ayam.

Photo :
  • Astra

Berkat inovasi tersebut, terjadi kenaikan perekonomian pengepul ceker ayam di pasar dan pengurangan limbah kaki ayam. Dari yang awalnya hanya memproduksi saat ada pesanan, kini ia bisa memproduksi sendiri hingga mencapai 200 pasang sepatu. 

Teknik pemasaran sendiri awalnya melalui mulut ke mulut, tapi sekarang sudah merambah ke berbagai daerah seperti Aceh, Kalimantan, Jakarta, Jawa, dan Sumatra. Selain itu, Hirka juga memiliki beberapa pelanggan dari Singapura, Malaysia, Hongkong, Brasil, dan Prancis. 

Berkat inovasi tersebut, ia tidak mengganggu kelestarian hewan yang dilindungi dan bisa mengangkat brand lokal tapi tetap berkualitas. Sepatu ceker ayam Hirka ini sudah ada di Cibaduyut Bandung yang merupakan lokasi sepatu-sepatu berkualitas baik di Kota Bandung. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya