Kisah dari Pembaca Eks Tapol

Proyek Samping (XVIII)

VIVAnews - Di kalangan tapol proyek bangunan ada semacam pemilahan tapol Sunda dan tapol Jawa. Tidak jelas siapa yang memegang komando tapol Sunda, sedang tapol Jawa konon beritanya berada dibawah komando Soekarno DA. Kalau benar ada pemisahan ini, saya tidak habis pikir.

Di abad ke 20 kok masih ada Perang Bubat Majapahit di masa Gajah Mada? Aya-aya wae! Sebagai tapol yang pernah bergabung dengan organisasi, kan sukuisme semacam ini harus dikikis habis. Tidak masuk diakal kalau Soekarno DA yang fasih berpidato membicarakan berbagai teori, malah terperosok ke hal-hal bertentangan dengan teori muluk-muluk menyangkut hal sederhana : persatuan Indonesia!

Kalau orang Bandung tidak mau ada jalan Gajah Mada di kotanya, ya biarlah itu jadi urusan orang Bandung. Tapi tapol Jawa tidak mau bersatu dengan tapol Sunda, eta mah keterlaluan banget!

Apakah saya harus bicara pada semua tapol Jawa : pelajarilah bahasa Sunda yang sungguh indah ini! Pertanyaan yang lebih sulit adalah  kalau rakyat bertanya, Pemilu nyoblos apa? Ini pertanyaan sulit, karena saat ini memang lagi gencar-gencarnya kampanye menghadapi Pemilu 1971 dimana Korem menugaskan Haji Mahmud untuk berkampanye memenangkan Sekber Golkar.

Haji Mahmud ini keliling segala pelosok Banten berkampanye dibiayai Korem. Saat mobil Haji Mahmud mogok dan berhasil kami perbaiki, sebagai imbal jasa dia kirim jengkol sekeranjang penuh dan ini adalah awal saya pertama kali makan jengkol dan lucunya, ketagihan.

Rakyat dipedesaan tidak tahu menahu dengan urusan Sekber Golkar dan sekarang diwajibkan memilih Sekber Golkar, makhluk baru yang asing dibenak mereka. Dan dalam kebingungan begini, mereka bertanya pada tapol, yang dianggapnya lebih pintar dari mereka.

Pada Slamet Basoeki saya berpesan bahwa kita jangan sekali-kali ikut campur urusan Pemilu. Kalau rakyat bertanya, jawab saja : kami ini tapol, tidak boleh memilih, jadi pilihan kami  hanya satu : blangko alis tidak nyoblos!

Maksud saya, kita beri contoh : kami tapol tidak nyoblos! Itu kenyataan dan silahkan rakyat menafsirkan sendiri! Kalau perlu ditambah pesan: jangan ditiru ya! Karena umumnya,kalau dilarang orang malah melakukan!

Brigadir Ridhal Ali Diduga Setor ke Kapolres, Madinah Diterjang Banjir Bandang

Memang hiruk-pikuk Pemilu 1971 sudah sering kami baca di surat-surat kabar dan yang jelas, Sekber Golkar mau menangnya sendiri sampai-sampai Hadisubeno dari  PNI bilang "Kalau perlu PNI mau juga bergabung dengan Golkar, tapi bicara baik-baik dan jangan menjegal"
    
Nama Jendral Amir Machmud sering kami temui di surat-surat kabar dan salah satu ucapan yang saya ingat baik adalah sebagai berikut: "Bersama Golkar kita naik satu gerbong menuju satu tujuan bersama".

Cuma dia tidak jelaskan bahwa ada gerbong kelas satu, gerbong kelas dua dan kelas tiga. Siapa di gerbong kelas satu,siapa di gerbong kelas dua, tidak dia jelaskan.

Viral Aksi Konyol Bule di Bali Geber-geber Motor sampai Masuk ke Kolam, Netizen Ngamuk
Konferensi pers kasus penganiayaan berat oleh Orang Tak Dikenal (OTK), terhadap anggota Polres Yahukimo

Dua Pelaku Penganiayaan Berat terhadap Bripda Oktavianus Masih Buron

Kepolisian Resor Yahukimo mengungkap kasus penganiayaan berat oleh orang tak dikenal (OTK), terhadap anggota Polres Yahukimo bernama Bripda Oktavianus Buara. Hal ini disa

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024