Kritik Al-Qusyairi Terhadap Amalan Sufi yang Menyimpang

berpijak pada jalan yang benar, dan tidak tersesat dan menyesatkan.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Semua berawal dari para ahli hakikat dari golongan sufi yang mayoritas telah tiada. Generasi muda setelah mereka sangat sedikit yang mengikuti petunjuk dan tradisi mereka para syekh. Maka yang terjadi adalah menyempitnya cakrawala, menguatnya sikap tamak disebabkan oleh nafsu yang tak terkendali, peremehan dan acuh tak acuh terhadap persoalan agama, sehingga semakin jauh dari syariat.

Pemuda di Karawang Alami Gangguan Jiwa Diduga Usai Belajar Ilmu Tasawuf

Maka, melemahlah tarekat-tarekat para sufi tersebut, bahkan sudah mulai punah dari keasliannya. Yaitu keaslian yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Contohnya, dalam amalan zuhud. Para sufi berlebih-lebihan dalam mengamalkannya, yaitu meninggalkan semua hal-hal yang bersifat duniawi.

Dengan zuhud yang berlebihan mereka banyak meninggalkan apa yang diwajibkan oleh Alquran dan sunah, di antaranya adalah jarang makan. Mereka menganggap bahwa makanan hanya bersifat duniawi yang harus ditinggalkan. Mereka sengaja tidak makan, puasa dan tidak berbuka. Sehingga mereka terlihat lemas dan tidak berenergi.

Bagian dari Islam, Ini 9 Fakta Aliran Sufi yang Bikin Kamu Kaget

Kemudian ada juga yang tidak memedulikan pakaiannya. Tidak pernah dicuci sampai bau dan kotor. Ada juga para sufi yang tidak mau menikah karena itu hanya akan menjadi penghalang mereka untuk menuju kepada hakikat. Ada juga yang menyendiri dan tidak berhubungan dengan manusia. Dan semuanya itu tidak jauh dari ria.

Mereka ingin dikatakan sebagai orang yang sangat taat dalam beribadah. Maka, dari sinilah mereka disebut oleh Imam Al-Qusyairi sebagai orang-orang yang meninggalkan syariat dan tidak menjadikan Alquran dan sunah sebagai pedoman mereka dalam bertasawuf.

Majelis Ulama Usul Kegiatan Pengkajian Tauhid Tasawuf di Aceh Disetop

Imam Al-Qusyairi adalah salah satu tokoh sufi yang ingin mengembalikan keadaan bertasawuf yang melenceng pada zamannya kepada apa yang diajarkan Alquran dan sunah, yaitu apa yang diperintahkan Allah SWT kepada umat manusia. Dan keadaan itulah yang melatarbelakangi Imam Al-Qusyairi dalam menulis risalahnya yang monumental, yaitu Risalah Qusyairiyah.

Risalah ini disajikan oleh Imam Al-Qusyairy karena dua alasan. Pertama, risalah ini ditujukan kepada mereka yang memusuhi dunia tasawuf dengan cara pandang taklid buta, tanpa melacak hakikat dan prinsip-prinsip tarekat. Dengan cara mencari celah-celah kesalahan yang ditampilkan sebagian “pengaku tasawuf” atau dari sisi “kata-kata yang tinggi” yang tidak disandarkan pada nash, akal ataupun bukti. 

Kedua, risalah ini ditujukan kepada ahli tasawuf agar mengetahui hakikat dari tarekat itu sendiri. Untuk menghindari berbagai hal yang disimpangkan dan disesatkan, sehingga mereka bisa berpijak pada jalan yang benar, dan tidak tersesat dan menyesatkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.