- vstory
VIVA – Menurut sebuah laporan dari Konferensi Tingkat Menteri Eropa WHO pada tahun 2011, stres yang disebabkan oleh masalah pekerjaan dan kesehatan telah mempengaruhi sepertiga orang yang bekerja di Uni Eropa. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa sekarang banyak orang ditekankan oleh COVID-19.
Penyakit jenis virus baru ini menjadi momok bagi komunitas dunia karena penyebarannya begitu cepat dan mudah. Namun, Anda tidak perlu takut, saya akan membahas langkah-langkah ilmiah dalam menghalangkan stres.
Mengintegrasikan relaksasi dan respons melalui metode PR telah terbukti efektif dalam mengatasi stres
Dalam praktiknya, PR cukup sederhana, yaitu dengan menstimulasi otak melalui pengulangan kata, suara, doa, pikiran, frasa, atau gerakan otot selama 10-20 menit sehari untuk menciptakan konsentrasi dan ketenangan. Metode relaksasi ini ternyata mengurangi hipertensi sistolik, lho!
Meditasi Trancendental adalah kunci dalam mengurangi stres
Teknik ini merupakan kombinasi meditasi dengan doa yang dikembangkan oleh Maharishi Mahesh Yogi di India. Bagi umat beragama, terutama Islam, teknik ini bisa menjadi ibadah yang melibatkan komunikasi dengan Tuhan melalui doa, doa, dan zikir.
Dalam jurnal berjudul Respon tekanan darah untuk Meditasi Transendental: Meta-analisis, teknik ini melibatkan tekanan fisiologis dan psikologis. Ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa tekanan psikologis berkontribusi terhadap hipertensi dan penyakit kardiovaskular.
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menghindari stres karena stres dapat merusak sistem kekebalan tubuh kita. Karena itu, jaga kesehatan psikologis kalian saat menghadapi epidemi virus korona ini.
4 Makanan yang Wajib Dihindari Penderita Penyakit Jantung
Serangan jantung mendadak menjadi momok menakutkan di Indonesia, tercatat sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi.
