Nasib Kerajinan Tembaga dan Kuningan di Era Digitalisasi

Proses pembuatan lambang garuda pancasila raksasa
Sumber :
  • vstory

VIVA – Dalam proses kreatif seni, pada umumnya, pelaku seni sudah pasti akan mengalamai pengalaman cepat atau lambatnya kreativitas di bidang-bidang seni yang digelutinya. Terutama bagi Nursih Basuki Art Studio yang menggeluti seni kriya logam khususnya tembaga dan kuningan.

Gandeng Animator Indonesia, 3 Hal Harus Diketahui dari Film Kingdom of the Planet of the Apes

Studio seni kriya logam yang terletak di Dusun Mutihan, Kotagede, Yogyakarta ini harus terus tumbuh bersama perkembangan zaman yang begitu cepat. Dalam beberapa karya Nursih Basuki Art Studio yang selama ini hanya mengandalkan pengalaman pribadi menyelesaikan ide pemesan yang nantinya bisa ditimang sayang oleh pemesannya.

Secara teknis, baik itu karakter karya, estetika karya hingga modelnya selalu bergerak pada intuisi kreativitas pengrajin. Boleh dikatakan seniman kriya logam memiliki kebebasan kreatif tersendiri.

Kompetisi Seni Rupa untuk Dukung Akses Pendidikan dan Generasi yang Kreatif

Budaya digital memengaruhi semuanya. Yang konvensional dan itu-itu saja tak bisa lagi mengakomodasi berbagai kegelisahan kreatif. Pengrajin tembaga dan kuningan tak hanya harus mengikuti arus perkembangan, namun juga harus mampu menjinakkan garis dan konsep yang terpengaruh zaman menjadi tantangan baru sebuah proses kreatif.

Sejarah ataupun warisan di bidang seni kriya logam memberikan keterampilan bisa membuat karya fungsional atau untuk interior kebutuhan rumah tangga. Namun semakin ke sini, berbeda, pemesan bisa memesan semua apa yang ia inginkan mengacu pada informasi digital.

Geger Seorang Pegawai Museum Pajang Karya Seninya Dekat Lukisan Legendaris

Dan seniman harus mampu menjadikan tantangan tersebut sebagai energi positif. Dinamika waktu tumbuh itulah yang akan menjadi tantangan para pelaku seni kriya logam ke depan.

Poppy Dharsono dan sang putri, Gadis Dharsono.

Keren! Lukisan Karya Putri Poppy Dharsono yang Berkebutuhan Khusus, Mejeng di Pameran IFI Wijaya

Gadis Dharsono sendiri merupakan perempuan berkebutuhan khusus berusia 27 tahun, anak dari Ketua Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono.

img_title
VIVA.co.id
11 Mei 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.