Pengangguran Jadi Hambatan Wujudkan SDGs 2030

Source : ilustrasi pribadi
Sumber :
  • vstory

VIVA – Covid-19 sudah lebih dari satu tahun berlalu di seluruh penjuru dunia, namun
dampaknya masih terasa hingga saat ini. Salah satu sektor yang terdampak Pandemi Covid-19 adalah sektor ekonomi.

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Hal tersebut tentunya dapat menghambat terwujudnya SGDs 2030 yang telah berlaku mulai tahun 2016. SDGs yang memiliki tema “Mengubah Dunia Kita : Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan memiliki 17 tujuan. Selain itu, SDGs juga memiliki 169 target yang merupakan rencana aksi global dari tahun 2016 hingga 2030.

Tampaknya 17 tujuan dan 169 target tersebut tidaklah mudah untuk diwujudkan saat ini. Keadaan dunia yang dilanda Pandemi Covid-19 ini dirasa menjadi penghalang besar untuk mewujudkan SDGs 2030.

Ekonom Senior Ingatkan Presiden Terpilih soal Perang Iran-Israel Bisa Bikin Ekonomi RI Berantakan

Pada SDGs tujuan nomor delapan tentang “Pekerjaan Layak dan Pemerataan Ekonomi” menjadi salah satu tujuan yang sangat sulit perwujudannya. Di masa pandemi ini banyak orang yang kehilangan pekerjaan tetapnya. Hal tersebut terjadi dikarenakan tidak sedikit perusahaan yang merugi karena biaya produksi yang tak sebanding dengan hasil pendapatan.

Banyak orang yang terpaksa harus mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena kerugian perusahaan. Adanya PHK tentu saja mempengaruhi angka pengangguran yang semakin meningkat.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Orang-orang usia angkatan kerja yang seharusnya bekerja sesuai dengan usia terpaksa mengalami pengangguran. Selain itu banyak pula angkatan kerja yang bekerja namun pekerjaan tersebut tidaklah layak. Hal ini dikarenakan para pekerja masih banyak yang merasakan kesulitan pemenuhan kebutuhan pokoknya.

Kerugian juga terjadi pada para petani khususnya petani padi yang mengalami penurunan harga pada hasil panennya. Adanya berbagai bantuan yang utamanya berupa non-tunai mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap beras.

Bantuan non tunai yang salah satunya berisi kurang lebih 100kg atau 1 kwintal beras membuat masyarakat tidak perlu repot untuk membeli berasa lagi. Namun hal tersebut menyusahkan para petani karena hasil panennya kurang diminati oleh masyarakat. Faktor cuaca yang kurang mendukung juga membuat tanaman padi mengalami kerusakan dan gagal panen.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Sidomulyo, Semen, Kediri, bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat dinilai kurang efektif. Banyak bantuan yang ternyata kurang tepat pada sasaran, yakni masyarakat dekan ekonomi cukup bahkan ke atas masih ada yang menerima bantuan.

Lain halnya dengan masyarakat kondisi ekonomi ke bawah yang seharusnya memiliki hak lebih atas bantuan tersebut. Menurut Dayat selaku Kepala Desa Sidomulyo pemerintah lebih baik membuka pabrik atau lapangan pekerjaan lain yang layak dan memiliki manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

Berbagai permasalahan yang telah dikemukakan tersebut di atas dapat menjadi hambatan dalam mewujudkan SDGs 2030. Apabila 17 tujuan dan 169 target dari SDGs ingin segera tercapai, maka perlu adanya kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah.

Pemerintah juga harus melakukan evaluasi pada setiap kebijakan atau keputusan yang telah dibuat. Evaluasi yang dilakukan pada setiap kebijakan atau keputusan perlu untuk dilakukan agar ke depannya dapat menjadi lebih baik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.