Anies adalah Disrupsi, Antitesis dari Politik Transaksional

Foto: Alwi Husein Al Habib @alwihuseinalhabib
Sumber :
  • vstory

VIVA – Menarik mendengarkan apa yang disampaikan Elprisdat M. Zen dalam diskusinya bersama Agung Mozin. Ia menyampaikan bahwa Anies Baswedan adalah disruption. Seperti yang kita tahu, disruption merupakan segala sesuatu yang mengarah pada teknologi dan memberikan efek besar terhadap industri atau sebuah market (pasar). Sederhananya, disruption atau disrupsi adalah salah satu gangguan yang terjadi di dalam bisnis. Dalam politik, Disrupsi berarti mematahkan mekanisme politik yang selama ini dipertahankan elit untuk kepentingannya.

Jubir Anies Sebut Pembubaran Timnas Amin Tak Jadi Digelar Hari Ini, Lalu Kapan?

Selama ini kita mengetahui bahwa biaya politik itu mahal. Sehingga hanya yang memiliki kapital yang cukuplah yang bisa maju dalam kontestasi politik. Hal tersebut tidak berlaku bagi Anies Baswedan. Meskipun ia disebut sebagai capres termiskin, namun masuknya ke dalam panggung kontestasi pemilu Presiden membuat argumen “biaya politik itu mahal” menjadi terpatahkan. 

Jika melihat biaya awal kampanye capres-cawapres, pasangan Prabowo-Gibran melaporkan biaya kampanye paling besar dengan Rp31,4 M, disusul oleh pasangan Ganjar-Mahfud dengan Rp23,32 M, dan Anies-Muhaimin dengan Rp 1 M. Biaya tersebut akan dibelanjakan untuk kepentingan kampanye. 

Tim Pengawal Anies Pamitan usai Pilpres 2024 Berakhir

Kampanye mengumpulkan orang banyak itu biayanya tidak sedikit. Perlu menyewa gedung atau lapangan, perlu biaya transportasi yang hadir, dan banyak yang perlu di set up. Namun, hadirnya Anies Baswedan dengan agenda Desak Anies mematahkan mekanisme politik tersebut.

Desak Anies merupakan agenda kampanye paling visioner. Karena selain langsung turun ke lapangan bertemu dengan rakyat, agenda itu juga membuat banyak orang menjadi tertarik dengan cara cara atau pendekatan kampanye Anies yang langsung mendengarkan keluhan dari akar rumput. Tentu dengan risiko yang tidak kecil. Berapa banyak kita lihat Anies dimaki dan dicaci dalam forum itu bahkan ada pendukung paslon lain yang turut hadir mensosialisasikan paslonnya. Namun semua bisa dijawab dan dilewati dengan cara cara yang elegan.

Anies Buka Peluang Maju Pilgub Jakarta: Saya Baru Satu Periode

Begitupun dengan biaya iklan. Di saat paslon lain jor-joran membelanjakan dananya untuk kampanye di dunia digital, Anies hadir dengan mekanisme yang berbeda yakni live TikTok. Live TikTok menjadi unik karena hal tersebut dianggap mengisi ruang kosong dalam pemilu presiden. Bahkan setelah live itu, muncul secara organik fan account yang dibuat oleh K-Popers dengan nama akun Anies bubble.

Viralnya fan account Anies Bubble membuat tren positif bagi kalangan Gen Z yang selama ini dianggap mampu diperdaya dengan cara-cara transaksional. Anies Bubble tidak hanya mensupport secara masif di media sosial, bahkan mereka memasang reklame videotron Anies Baswedan. Alih alih membayar untuk mengkampanyekan dirinya, Anies malah mendapatkan kampanye gratis dan organik dari fansnya imbas dari kedekatannya dengan gen-Z di TikTok. Bahkan Anies Baswedan mendapatkan julukan “Abah”. 

Hadirnya Anies Baswedan dalam kontestasi politik saat ini memicu banyak sekali kreativitas dan pikiran yang selama ini sengaja dikubur oleh elit politik demi kepentingan mereka sendiri. Banyak isu ide, gagasan, pikiran yang muncul di ruang publik yang menjadi diskusi banyak pihak. Masalah-masalah yang sering dialami masyarakat di bawah pun muncul dengan adanya forum Desak Anies. Ini merupakan kampanye paling mewah, karena sirkulasi gagasan yang jadi fokus utamanya, bukan gimik dan pencitraan belaka. (Alwi Husein Al Habib, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Semarang)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.