Puisi-puisi Bulan Ramadan

Ilustrasi Bulan Ramadan (Getty Images/iStockphoto/Choreograph)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Puisi Ramadan kali ini disampaikan oleh penyair Ihsan Subhan asal Cianjur, Jawa Barat. Ada tiga judul yang disampaikan: Bahagia Ramadan, Kolak Rindu, Batal Puasa:

Gandeng Sejumlah Kampus di Indonesia, Maxnovel Tumbuhkan Minat Baca Melalui Karya Fiksi

BAHAGIA RAMADAN

Ramadan tetap bahagia
aroma percik kembang api
dan tetabuh bedug sering berbunyi
di televisi dan saluran youtube
marak dengan lagu islami
sholawat Rosul dan tadarus
berdengung penuh arti
ditambah kuliah-kuliah rohani
yang menggugah dan sejukan hati

Mengenal Nostradamus, Sosok yang Ramal Kemunculan Hitler, Bom Hiroshima Hingga Bencana 2024

Ramadan tetap bahagia
di bulan April - Mei
waktu yang tak padam
menggali ketabahan dan kesabaran
ia jatuh di kepala
dan tunduk mengheningkan cipta
atas besarnya cinta
dari Yang Maha Kuasa

Ramadan tetap bahagia
seorang Ibu giat memasak sahur
dan buka puasa
meski anak-anaknya
(mungkin) terlalu bosan
menyantap menu itu-itu saja

Natasha Rizky Gelar Bedah Buku dan Pembacaan Puisi di Makna Fest 2024

Ramadan tetap bahagia
seorang ayah bekerja keras
sambil berpuasa
meski lelah menusuk tulang-tulangnya
berharap rizki yang didapat
selalu bermanfaat dan berkah
bagi keluarga dan semesta

Ramadan tetap bahagia
anak-anak masih menyulut harapan
menantikan puncak kebahagiaan
di malam takbiran dan lebaran
yang dibungkus dengan senyum
paling istimewa
dan pakaian terbaik
tiada tandingan
lengkap dengan santapan khas
kue-kue dan ketupat-opor ayam

Ramadan tetap bahagia
meski hanya sebulan lamanya

Cianjur, Mei 2021

KOLAK RINDU

Sudah dimakan manis-manis
sejak azan maghrib bersuara
di toa-toa masjid dan sirineu
ialah kolak pisang yang kami suka
dicampur candil kenyal
rasa manis ubi dan gula-gula

kolak yang kami makan
lebih manis dari rindu seorang kekasih
yang sering berjanji akan segera bertemu
meski pandemi masih bertamu

yang kami makan sebelum nasi disantap
ialah kolak bulan ramadan
bisa dibeli di jalan raya
atau dibuat langsung oleh perempuan tercinta

dari manisnya kolak
kami temui rindu yang akan kembali pahit
jika ramadan berakhir
maka kami harus menunggu setahun penuh
untuk berjumpa lagi dengannya
itu pun bila kami masih diberi usia
oleh Tuhan Yang Maha Esa

Cianjur, Mei 2021

BATAL PUASA

mungkin puasaku batal di tengah jalan
karena membayangkan setumpuk menu hidangan
mungkin puasaku batal di tepi siang
karena bicaraku sering lepas bercanda
mungkin puasaku batal di dekat kekasih
karena dibius matanya yang menggoda
mungkin puasaku batal di tempat sepi
karena duduk diam malas bergegas
mungkin puasaku batal di perjalanan
karena mencium aroma harum jajanan
mungkin puasaku batal di rumah sahabat
karena mulut bercerita tentang tingkah kerabat
mungkin puasaku batal di kamar kecil
karena terlalu sering berkumur bermain air
mungkin puasaku batal di pasar dan toko pakaian
karena tak bisa menahan membeli segala keinginan
mungkin puasaku batal di tempat tidur
karena lupa diri nyenyak sampai maghrib
mungkin puasku batal di jalan pulang
karena tak sabar menahan kesal dalam kemacetan
mungkin puasaku batal di depan telepon genggam
karena membagikan foto sewaktu memberi santunan
mungkin puasaku batal di sebait puisi ini
karena serakah menulisi kejadian di bulan Ramadan

Cianjur, Mei 2021

Ihsan Subhan, merupakan penyair kelahiran Cianjur Jawa Barat. Menulis opini, esai, prosa, dan puisi di berbagai media lokal dan nasional. Puisi-puisinya masuk ke dalam puluhan buku Antologi Puisi bersama sastrawan Indonesia dan Asia Tenggara. Buku puisi tunggal pertamanya bertajuk "Festival Cahaya" (2017). Kini masih bekerja sebagai jurnalis di salah satu media nasional di Jakarta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.