Survei: Publik Peduli Rupiah Anjlok Ketimbang Isu Konvensi dan Korupsi

Rupiah melemah/Ilustrasi.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Gonjang-ganjing perekonomian dunia turut menekan Indonesia. Salah satunya, indeks saham anjlok tajam dan rupiah pun terbang bebas.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang biasa hanya sekitar Rp9.000an, melonjak menjadi Rp11.000. Bahkan pada perdagangan spot antarbank sempat hampir mendekati Rp12.000.

Tapi apa yang dipikirkan masyarakat Indonesia saat nilai rupiah merosot ini?

Satu lembaga riset di Jakarta, Prapancha Research, meneliti dinamika persepsi masyarakat penurunan ini. Lembaga ini meneliti kicauan-kicauan pengguna Twitter.

Hasilnya luar biasa. Perbincangan tentang rupiah mencapai 1,5 juta celoteh selama setahun, dari 30 Agustus 2012-29 Agustus 2013. Sebanyak 227 ribu atau sekitar 15 persennya berlangsung hanya dalam sembilan hari terakhir.

“Perbincangan Rupiah saat ini jauh meninggalkan berbagai isu hangat lainnya,” ujar Adi Ahdiat, analis Prapancha Research.

Dalam sembilan hari terakhir, perbincangan rupiah mengalahkan isu konvensi Demokrat yang hanya mencapai 123 ribu kicauan, korupsi SKK Migas 36 ribu, dan penembakan polisi 15 ribu kicauan.

Menurut Adi, tingginya perbincangan rupiah karena dampak penurunan mata uang yang secara langsung mengusik kehidupan warga.

“Semarak apa pun isu konvensi Demokrat, rata-rata kita hanya jadi penonton, tapi tidak dengan rupiah," katanya.

Dari survei ini juga diketahui bahwa kicauan tentang melonjaknya tahu tempe dan bahan makanan lain tak menarik bagi pengguna Twitter. Hanya 5 ribu kicauan yang membahas itu, salah satunya akun Iwan Fals (@iwanfals) yang dikicaukan ulang 410 kali. “Rupiah melemah, eh tempe tahu ikut2an, bukan maiiiin.”

Namun, pada saat yang sama pengguna twitter justru tampak resah dengan kenaikan harga laptop, ponsel, mobil, dan berbagai peranti elektronik. “Jumlahnya mencapai 7 ribu kicauan, lebih tinggi dari perbincangan tentang dampak pelemahan rupiah ke bahan makanan,” katanya.

Kemenag Sumbar Ancam Cabut Izin Agen Travel Haji yang Melakukan Penyimpangan

Gandrung Belanja

Adi mengatakan, perbandingan kontras ini memperlihatkan kultur gandrung belanja kelas menengah. Bahkan salah satu kicauan yang banyak ditanggapi di jejaring sosial adalah ajakan sebuah perusahaan mobil untuk buru-buru membeli produk barunya sebelum harganya benar-benar naik.

Dengan potensinya menggoyang stabilitas, pelemahan mata uang adalah momok menakutkan bagi pemerintahan suatu negara. Dalam sejarahnya, rezim sekuat Orde Baru sekali pun tumbang bermula dari melemahnya mata uang yang tak lama mengakibatkan kepanikan dan huru-hara.

Dengan kondisi seperti ini, di tengah-tengah kebutuhan menekan belanja impor, menurut Adi, menahan laju kenaikan rupiah dengan sendirinya menjadi tantangan yang lebih besar. “Kita harus belajar,” katanya. (ren)

Saat Mendarat di Madinah, Kloter Haji JKG-01 Jadi yang Pertama Nikmati Fasilitas Fast Track
Pria Plontos Ajak Youtuber Korea ke Hotel Ternyata Pejabat Bandara Kolaka

Klarifikasi 'Om Albert' soal Viral Video Ajak Youtuber Korea ke Hotel

Asri Damuna alisa 'Om Albert' pria yang mengajak Youtuber cantik asal Korea Selatan ke hotel akhirnya angkat bicara mengenai videonya yang saat ini viral di media sosial.

img_title
VIVA.co.id
11 Mei 2024