7 Jebolan Piala Dunia yang Pernah Merumput di Indonesia

Roger Milla
Sumber :
  • www.thehabarinetwork.com

VIVAbola - Piala Dunia merupakan pentas bagi gladiator-gladiator lapangan hijau terbaik dunia. Tak salah, bila pemain-pemain yang pernah tampil di event akbar empat tahunan tersebut kerap menjadi incaran tim-tim dari berbagai negara, tidak terkecuali, Indonesia. 

Stadion Megah Eks Piala Dunia 2014 Kini Jadi Parkiran Bus

Jejak jebolan Piala Dunia di Tanah Air mulai terekam dengan kehadiran bintang Timnas Kamerun, Roger Milla, 1994 lalu. Pemain tertua di Piala Dunia itu sempat memperkuat Pelita Jaya. Namun saat memperkuat The Young Guns, Milla sudah berusia 42 tahun.

Selain Milla, beberapa jebolan Piala Dunia lainnya juga pernah merumput di Indonesia. Namun rata-rata pemain itu memutuskan untuk tampil di Liga Indonesia saat usia mereka sudah tidak lagi muda. Ada yang sukses, ada juga yang permainanya tidak bisa berkembang.

Beberapa faktor menjadi alasan mengapa para pemain itu gagal berkembang di Indonesia. Salah satunya adalah kesulitan mereka dalam beradaptasi dengan cuaca dan iklim di Indonesia.

Daftar 7 jebolan Piala Dunia yang pernah tampil di Indonesia:

Roger Milla
Roger Milla adalah salah satu pemain terhebat yang pernah dimiliki Kamerun. Dia membela Kamerun di ajang internasional sejak 1973 hingga 1994.

Nama Milla semakin dikenal di Piala Dunia 1990 silam. Ketika itu, dia tercatat dengan pemain tertua dalam Piala Dunia yang digelar di Italia.

Usianya saat itu sudah menginjak 38 tahun. Tapi, jangan salah, performanya tidak kalah dengan pemain-pemain muda yang berada di skuad Kamerun ketika itu.

Momen yang paling diingat adalah ketika Milla sukses menyarangkan dua gol saat berhadapan dengan Kolombia di fase 16 besar. Gol itu sukses mengantarkan Kamerun ke babak perempatfinal.

Sayang, tuah pria yang berposisikan sebagai striker itu tidak berlanjut di perempatfinal. The Indomitable Lions gagal melangkahke semifinal usai disingkirkan Inggris dengan skor 3-2.

Milla kembali bermain di Piala Dunia 1994, Amerika Serikat. Di Piala Dunia itu, Milla sukses mencatatkan diri sebagai pemain tertua yang pernah tampil di Piala Dunia, 42 tahun.

Selain itu, Milla tercatat sebagai pencetak gol di Piala Dunia usai membobol gawang Rusia sebanyak satu kali. Sayang, di Piala Dunia 1994, Kamerun gagal lolos dari fase grup.

Milla diketahui menjadi jebolan Piala Dunia pertama yang pernah mentas di Liga Indonesia. Dia bergabung bersama Pelita Jaya pada 1994 hingga 1995.

Setelahnya, pria yang kini berusia 52 tahun itu membela Putra Samarinda hingga 1996. Tidak ada satu gelar pun yang mampu dipersembahkan Milla untuk dua klub tersebut.

Pierre Njanka

Penyerang Persija Aliyudin (kiri) dan Piere Njanka Berebut Bola
Pierre Njanka didatangkan Persija Jakarta pada 2008 silam. Dia adalah pemain yang pernah memperkuat Kamerun di dua gelaran Piala Dunia, 1998 dan 2002.

Pada Piala Dunia 1998, Njanka menciptakan gol pembuka ke gawang Austria. Sayang, saat itu Kamerun gagal mengunci kemenangan karena di penghujung laga, Austria sukses mencetak gol penyeimbang lewat Tony Polster.

Kamerun akhirnya gagal lolos ke fase 16 besar. Mereka menjadi juru kunci Grup B di Piala Dunia 1998 karena hanya mengoleksi 2 angka dari 3 pertandingan.

Di Piala Dunia 2002, Njanka hanya bermain satu kali saat Kamerun menang 1-0 atas Arab Saudi. Kamerun kembali gagal melaju ke babak 16 besar. Mereka hanya menempati posisi 3 klasemen akhir Grup E dengan torehan 4 angka dari 3 laga.

Karir Njanka di Indonesia terhitung cukup cemerlang. Dia mampu mengantarkan Arema Malang meraih gelar Liga Super Indonesia (ISL) pada musim 2009/10. Usai membela Arema, Njanka pindah ke Atjeh United.

Kemudian pada 2011/12 dia membela Mitra Kukar. Pria 39 tahun akhirnya menutup kiprahnya di ISL saat membela Persisam Samarinda di 2012/13.

Jules Onana
Jules Onana kini lebih dikenal sebagai salah satu agen pemain di kawasan Asia. Onana bermain di Piala Dunia 1990 bersama Kamerun.

Pada 1996, Onana memutuskan bermain di Liga Indonesia. Onana membela tiga klub saat mentas di Indonesia. Klub-klub itu adalah Persma Manado, Persijap Jepada, dan Pelita Jaya.

Emmanuel Maboang Kessack
Nama ini mungkin terdengar asing di telinga para penggila bola. Namun, ternyata Emmanuel Maboang Kessack adalah salah satu rekan satu tim Roger Milla di Kamerun pada Piala Dunia 1990 dan 1994.

Kessack bergabung bersama Pelita Jaya di musim 1997/98. Kiprahnya di Liga Indonesia tidak bertahan lama. Pasalnya, Liga Indonesia harus dihentikan di pertengahan musim karena terjadi kerusuhan besar di berbagai kota Indonesia.

Mario Kempes
Bersama Argentina, Kempes bermain di 3 Piala Dunia 1974, 1978, dan 1982. Kempes tampil sebanyak 43 kali bersama Argentina. Dia mencetak 20 gol bersama Tim Tango.

8 Insiden Meludah Paling Terkenal dalam Sepakbola (2)

Mario Kempes

Prestasi terbaik Kempes adalah ketika tampil di Piala Dunia 1978. Saat itu, pria yang pernah membela Valencia ini menjadi top skorer dengan torehan 6 gol.

Selain menyabet gelar top skorer, Kempes juga dianugerahi dengan gelar pemain terbaik. Semakin terasa manis karena Kempes mampu membawa Argentina juara di Piala Dunia 1978.

Pada 1999, Kempes memutuskan untuk tampil di Liga Indonesia. Ketika itu, dia membela klub Pelita Jaya. Kempes hanya bermain sebanyak 15 kali dan mencatatkan 10 gol.

Nastja Ceh
Nastja Ceh merupakan pemain jebolan Piala Dunia 2002, Korea Selatan-Jepang. Ceh adalah gelandang andalan Slovenia di era 2001 hingga 2007.

Bersama Slovenia, Ceh sudah mencetak 46 penampilan dan membukukan 6 gol di semua ajang internasional. Yang menarik, pada 2004 silam, FIFA memasukkan namanya dalam daftar 8 eksekutor tendangan bebas terbaik dunia bersama Zinedine Zidane.

Ceh bermain di Indonesia pada kurun waktu 2012 hingga 2013. Klub yang dia bela ketika itu adalah PSMS Medan. Selanjutnya, Ceh memutuskan untuk bermain di Liga Vietnam bersama Thanh Hoa hingga sekarang.

Ivan Bosjnak

Klub-klub Eropa Siap 'Perang' Lawan FIFA Terkait PD 2022

Pemain Persija Jakarta, Ivan Bosjnak
Pemain ini adalah mantan penggawa Kroasia di Piala Dunia 2006, Jerman. Bosnjak saat ini tercatat sebagai pemain Persija Jakarta.

Manajemen Macan Kemayoran merekrut Bosnjak di awal musim 2014. Mereka berharap Bosnjak bisa menjadi pengganti yang sepadan bagi Emmanuel 'Pacho' Kenmogne.

Harga beli Bosnjak disebut-sebut berada di angka Rp1 miliar. Namun, kualitas yang ditunjukkan Bosnjak bersama Persija tidak sepadan dengan harganya. Dari 12 kali penampilan, pria 35 tahun baru mencetak 4 gol. (umi)

Trofi Piala Dunia

Eropa Minta Tambah Jatah Tempat di Piala Dunia

Presiden FIFA menganggap itu permintaan yang wajar. Apa alasannya?

img_title
VIVA.co.id
24 Maret 2015