Laga Ricuh, Serbia dan Albania Sama-sama Terancam Sanksi

Suporter Serbia berusaha memukul pemain Albania
Sumber :
  • REUTERS/Marko Djurica
VIVAbola
Belanda Kembali Panggil Marco van Basten
- Serbia dan Albania terancam dijatuhi sanksi berat oleh UEFA akibat kericuhan yang mewarnai pertandingan kedua negara di babak penyisihan Grup I EURO 2016, kemarin. Pertandingan lanjutan kemungkinan juga akan digelar tertutup.

Film Dokumenter Jadi 'Tutorial' Gol Wilshere untuk Inggris

Dilansir
Kolarov Ingin Kembali ke Serie A
ESPN , UEFA telah memulai sidang terkait kerusuhan tersebut. Baik Serbia dan Albania kemungkinan besar akan menuai sanksi berupa denda dan hukuman lainnya. Serbia didakwa melakukan sejumlah pelanggaran termasuk, pelemparan kembang api dan suar ke lapangan, invasi suporter, hingga mengganggu lawan dengan sinar laser.


Sedangkan Albania didakwa dengan tuduhan menolak bertanding dan menggunakan spanduk terlarang. Selain hukuman denda, kedua negara juga berpotensi mengalami pengurangan poin tergantung dari tingkat kesalahannya. Meski demikian, UEFA kemungkinan besar tidak akan mengeluarkan kedua negara dari kompetisi Euero 2016.


"Sepakbola seharusnya membawa kebersamaan bagi orang-orang dan pertandingan seharusnya tidak dicampur dengan politik atau sejenisnya. Apa yang terjadi di Belgrade kemarin malam  tak  bisa ditolerir," ujar Presiden UEFA, Michel Platini.


Serbia dan Albania bertanding di Partizan Stadium, Belgrade, 15 Oktober 2014. Namun duel ini tidak  tuntas. Empat menit sebelum babak I  usai, wasit Martin Atkinson terpaksa menghentikan laga setelah kericuhan pecah di tengah lapangan.


Keributan sendiri bermula dari kehadiran pesawat tanpa awak yang membawa bendera dengan simbol-simbol negara Albania. Lihat berita lengkapnya
. Pemain Serbia berusaha menurunkan bendera itu, namun dihalangi oleh pemain Albania.


Situasi semakin tidak terkendali setelah suporter juga ikut masuk ke lapangan. Perkelahian pun tak terhindarkan. Para pemain Albania akhirnya diamankan ke ruang ganti melalui terowongan, dan akhirnya menolak untuk melanjutkan pertandingan.


"Sepakbola harusnya tidak seharusnya membawa pesan politik. Saya benar-benar mengutuk insiden  yang terjadi di Belgrade," ujar Presiden FIFA, Sepp Blatter. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya