Kontingen Singapura Pertanyakan Netralitas Juri Pencak Silat

Pertandingan pencak silat Asian Games 2018
Sumber :
  • ANTARA FOTO/INASGOC/Melvinas Priananda

VIVA – Ketua Federasi Pencak Silat Asia atau APSIF, Sheik Alauddin Yacoob Marican mengutarakan kejanggalan selama Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Netralitas juri dalam memberi penilaian dianggapnya tidak tampak.

UEA dan Indonesia Kolaborasi Kembangkan Pencak Silat dan Bulutangkis

Menurut Jacoob, sejak hari pertama penyelenggaraan dia sudah melihat adanya kecurangan. Bukan cuma dia yang merasakan, tetapi juga ketua federasi dari negara-negara lain.

Sebagai pihak yang juga memimpin kontingen Singapura, Jacoob telah meminta kepada juri untuk tidak berat sebelah. Terlebih lagi, dalam nomor seni di mana cara penilaiannya subyektif.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

“Saya bicara soal seninya saja ya. Ini kan profesional. Maksudnya atlet-atletnya sudah latihan begitu lama. Kalau mau jauh pun lima, 10, untuk jaraknya. Ini sampai 20 lebih, gila. Ini profesional,” ujar Jacoob kepada wartawan, Rabu 29 Agustus 2018.

Pada Asian Games 2018 ini, Pencak Silat kali pertama dipertandingkan. Ditakutkan oleh Jacoob, dengan adanya berbagai kecurangan, negara lain berhenti untuk mempertandingkannya di edisi berikutnya.

6 Perguruan Pencak Silat Indonesia Tersebar di Dunia, Ada Muhammadiyah

Jacoob secara tegas mengatakan, bakal berjuang sekuat tenaga agar pada Asian Games 2022 Hangzhou nanti tetap ada Pencak Silat. Tetapi, tentu saja, masalah wasit dan juri akan turut dibenahi.

“Tapi kita harus mengevaluasi wasit juri untuk bagaimana lebih netral, lebih transparan, mungkin dengan memakai body detector seperti yang ada di taekwondo, lebih fair. Kalau seperti ini tidak fair, saya kecewa sekali,” tambahnya.

Indonesia sebagai tuan rumah pada tidak terbendung di Pencak Silat. Hingga hari ini, total sudah 10 medali emas dan satu perunggu yang diraih. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya