Logo BBC

Ampuhkah Deradikalisasi WNI eks ISIS yang Sempat Pulang

Seorang wanita berkerudung penuh menggendong bayinya melarikan diri dari kelompok Negara Islam di Baghouz pada 13 Februari 2019 - Getty Images/AFP/DELIL SOULEIMAN
Seorang wanita berkerudung penuh menggendong bayinya melarikan diri dari kelompok Negara Islam di Baghouz pada 13 Februari 2019 - Getty Images/AFP/DELIL SOULEIMAN
Sumber :
  • bbc

"Keputusan rapat (kabinet) tadi, pemerintah dan negara harus memberi rasa aman dari ancaman terorisme dan virus-virus baru teroris terhadap 267 juta rakyat indonesia," kata Mahfud di hadapan wartawan, usai mengikuti rapat kabinet di komplek Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/02) sore.

Namun pemerintah masih mempertimbangkan untuk memulangkan anak-anak usia di bawah 10 tahun. "Anak-anak di bawah 10 tahun akan dipertimbangkan case by case (kasus per kasus), apakah anak itu di sana ada orang tuanya atu tidak," kata Mahfud MD.


Empat orang WNI ini dua tahun memilih meninggalkan Indonesia untuk hijrah di wilayah yang diklaim sebagai wilayah ISIS di Suriah. - AFP

Diragukan efektivitasnya

Bagaimana pun proses deradikalisasi terhadap ratusan WNI eks ISIS ini masih diragukan efektivitasnya. Hal ini dibuktikan dari aksi bom bunuh diri pasangan suami-istri Ruille Zeke dan Ulfah. Padahal, keduanya telah menjalani program deradikalisasi.

Menurut Pengamat Deradikalisasi Keluarga, Haula Noor dalam proses rehabilitasi pemerintah Indonesia kurang siap menangani para WNI eks ISIS yang dideportasi. Tiap deportan memiliki motivasi yang beragam untuk bergabung dengan ISIS sehingga perlu penanganan khusus.

Motivasinya antara lain sekedar ikut-ikutan, mencari suami, bergabung menjadi tentara, hingga mencari kehidupan yang lebih baik di bawah naungan ISIS.

"Kalau kita bisa melihat mapping (pemetaan) itu, setelah itu kita harus memeriksa juga selama mereka tinggal di sana, apa yang sudah mereka lakukan," kata Haula kepada BBC News Indonesia, Rabu (13/02).