Fluktuasi Nilai Tukar

Deputi BI Alergi Bicarakan Rupiah

VIVAnews - Deputi Gubernur BI, Hartadi Sarwono meminta agar gejolak nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini tidak dijadikan momok bagi pelaku bisnis. Sebab bagaimana pun juga kondisi nilai tukar rupiah yang dipengaruhi eksternal harus diantisipasi.

"Memang saya sendiri juga alergi kalau membicarakan nilai tukar," ujar Hartadi dalam seminar Gejolak Kurs: Momok Perekonomian Indonesia di Jakarta, Kamis 19 Maret 2009.

Tapi, lanjut Hartadi, membicarakan nilai tukar itu adalah hal yang baik. Hanya saja jika keseringan membuatnya pusing. "Di ruang kerja saya, itu bahannya saya taruh di belakang tempat duduk biar tidak sering dilihat," candanya seraya meminta agar gejolak nila kurs tidak dianggap sebagai momok.

Hartadi mengatakan topik terpenting dari nilai tukar adalah bagaimana membicarakan faktor-faktor  yang memicu pelemahan atau penguatan nilai tukar. Dengan mengetahui faktor tersebut maka kondisi nilai tukar yang fluktuasi tidak perlu ditakutkan.

Bagi para pelaku bisnis, kata dia, stabilitas nilai tukar memang sangat penting. Sebab dalam menyusun strategi bisnis, pengusaha harus memasukkan unsur nilai tukar. "Jadi nilai tukar ini jangan dijadikan stigma. Apalagi temanya momok, itu jangan dijadikan stigma," katanya.

Hartadi mengatakan sejatuh-jatuhnya nilai tukar rupiah, Indonesia tidak sendiri. Menghadapi krisis global saat ini, masih banyak contoh-contoh negara lain yang kondisinya lebih tidak baik dari Indonesia.

"Kondisi current account seperti sekarang, Indonesia juga tidak sendiri," katanya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang turun juga tidak sendiri. " Kita masih bisa tumbuh positif, tapi negara lain seperti Singapura dan banyak negara lain tumbuh negatif lebih dalam," katanya.

Pemkot Gelar Nobar Semifinal Piala Asia U-23 Indonesia Vs Uzbekistan di Depok Open Space
Monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

IHSG Dibayangi Tekanan Kurs Rupiah dan Harga Komoditas

Indeks harga saham gabungan atau IHSG melemah 1 poin atau 0,03 persen di level 7.034, pada pembukaan perdagangan Senin, 29 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024