Sumber :
VIVAnews
- Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mempertanyakan harga kedelai yang melonjak akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sebab, depresiasi rupiah terhadap dolar AS kurang dari 20 persen.
Direktur Indef, Enny Sri Hartati, Selasa 10 September 2013, mengatakan, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hanya sebesar 11-12 persen. Kondisi ini diindikasikan bukan sebagai penyebab utama kenaikan harga kedelai.
Kalau dilihat sejak awal 2012, hingga saat ini, harga kedelai di pasar internasional relatif stabil. "Tidak ada gejolak harga. Bahkan, harga kedelai Juli-Agustus 2013 turun dari US$577,4 per ton menjadi US$523,63 per ton," kata Enny.
Lembaga ini mencatat bahwa harga kedelai pada Agustus 2013 sebesar Rp6.000 per kilogram, lalu naik menjadi Rp8.500 per kilogram. Masuk September 2013, harga komoditas pangan ini menjadi Rp9.500 per kilogram. Bahkan, ada daerah dengan harga kedelai mencapai Rp10.000 per kilogram.
Dia mengatakan, harga kedelai di Amerika turun dan Indonesia sedang mengalami depresiasi rupiah. Seharusnya, kondisi ini membuat harga kedelai menjadi seimbang.
Baca Juga :
Dirjen Kementerian Pertanian Bela-belain Patungan Rp500 Juta Buat Beliin Mobil Anaknya SYL
Kandungan Utama Rumput Laut, Kaya Antioksidan
Kandungan utama rumput laut adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Selain itu, nutrisi yang tinggi serta kaya antioksidan membuatnya bisa dimanfaatkan berbagai industri.
VIVA.co.id
29 April 2024
Baca Juga :